posted by: Dunia Andromeda
Kalau di negara lain, ini hanya berlaku apabila para gadis remaja berjunpa dengan Justin Bieber atau boyband Super Junior. Tetapi di negara komunis yang sedang dikenai embargo internasional akibat provokasi nuklirnya, yaitu Korea Utara, Justin Bieber atau Super Junior tidak diperlukan karena Pemimpin Besar Korea Utara, Kim Jong Un sudah cukup membuat para gadis ramai-ramai menangis histeris.
Hal ini terjadi pada peringatan hari jadi ke-66 Serikat Anak-anak Korea di Stadion Nasional Kim Il Sung, Pyongyang, Rabu, 6 Juni 2012 yang dihadiri oleh sekitar 20.000 siswa.
"Satu-satunya harapan terbesar kami adalah Jenderal Kim Jong Un selalu sehat," kata pemimpin pelajar dalam pidatonya, yang kemudian disambut sorak-sorai semua yang ada di stadion.
"Kami adalah anak-anak Pemimpin Besar Kim Jong Un!" seru anak-anak itu.
Spanduk-spanduk besar dibentangkan di stadion raksasa itu. Bunyi tulisannya, "Terima kasih Jenderal Kim Jong Un yang terhormat" dan "Marilah kita menjadi laskar muda yang setia kepada Jenderal Kim Jong Un yang terhormat."
Pada peristiwa inilah untuk kali kedua Kim Jong Un berpidato yang disiarkan secara langsung oleh televisi pemerintah. Sejumlah petinggi negara tampak hadir, seperti pamannya Jang Song Thaek, panglima angkatan perang Ri Yong Ho, dan pemimpin pemerintahan Kim Yong Nam.
"Kalian adalah generasi muda yang terhormat, yang besar di bawah pemeliharaan pemimpin besar Kim Jong Il dan Kim Il Sung," kata Jong Un dalam sambutannya.
"Ini adalah kehormatan terbesar... kalian harus benar-benar mempersiapkan diri untuk menjadi pekerja revolusioner yang kompeten demi terwujudnya negara yang kuat dan sejahtera," serunya.
Pidato Kim Jong Un selalu disambut dengan seruan "Hidup!" oleh anak-anak yang juga tidak henti menghapus air mata. Di akhir upacara, mereka berbaris melewati sang pemimpin muda itu sambil memberi tanda hormat.
Apabila mengingat kabar-kabar berita yang santer terdengar di media internasional bahwa banyak rakyat Korea Utara yang sering lari dan membelot dari negaranya karena tidak tahan dengan kehidupan dibawah rezim komunis, nampaknya kita sah-sah saja kalau meragukan berita ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar