Rabu, 02 Mei 2012

3 Amplop Petunjuk Hidup

posted by: Dunia Andromeda
Puteri raja dan dayang

Petuah mengenai hal prioritas dalam kehidupan.
Dikisahkan, dalam masa dynasty Ming,  di suatu kota di Tiongkok,adalah seorang pemuda welas asih, mengikuti pendidikan di sebuah perguruan. Walau berasal dari desa, ia berpan-dangan luas dan berpendirian lurus. Melihat kepribadiannya yang baik, dewa-dewa berniat memberi dukungan kepada Goan, pemuda itu,  agar mendapatkan kedudukan yang baik di pemerintahan, demi perbaikan kehidupan rakyat.

Untuk itu diutuslah salah satu dewa menjelma menjadi manusia untuk menemui Goan, ke- padanya diserahkan tiga buah amplop tertutup, disertai pesan untuk membukanya dimana ia menghadapi kesulitan, sesuai dengan urutan nomor pada amplop, 1, 2 dan 3.

Pada mulanya Goan tidak paham benar akan maksud dari pesan itu,  disimpannya saja ke- tiga amplop itu tanpa perhatian serious.


Ujian penerimaan lamaran

Suatu ketika,  Goan bermaksud melamar pe- kerjaan di pemerintahan,  sebagai persyarat- annya ia harus menempuh ujian penyaringan yang diadakan setahun sekali.

Akan tetapi dimaklumi, untuk lulus dari ujian itu sangat sulit; soal yang diujikan tidak jelas, sesuka hati panitya ujian. Semua kakak kelas nya yang mengikuti ujian, tiada yang lulus.

Teringat akan amplop yang disimpan, dibuka nya sebuah yang bernomor 1, tanpa ekspektasi dibacanya nota yang terdapat di dalamnya: “Lusa, sore hari, pergilah minum ke rumah teh yang berada dekat persimpangan jalan.”

“Apa maksud isi surat ini?” Demikian ia membathin tiada mengerti; tetapi pergi juga ia ke- tempat yang disebut, pada waktu yang ditentukan, sesuai nota itu.  Sejenak ia minum disa- na, terdengar percakapan dua orang, yang duduk bersebelahan meja dengannya.

“Kabarnya, ujian penerimaan pegawai negeri akan digelar bulan mendatang? Soal apa yang akan anda berikan pada ujian kali ini?” tanya seorang kepada yang lain.  ”Oh, untuk kali ini, saya sudah mempersiapkan soal yang tidak kalah sulit dari pada soal tahun lalu!” Demikian jawab yang ditanya dengan bangga, seraya membeberkan detail soal disertai jawabannya.

Ternyata, orang itu adalah ketua panitya ujian tahun berjalan.  Keruan saja Goan bergirang hati mendapat bocoran soal lengkap dengan jawabnya, segera bergegas, mendaftarkan diri sebagai peserta ujian selagi masih ada waktu.

Dalam pengumuman hasil ujian, Goan satu-satunya calon dari kota itu yang lulus, tidak mengherankan, angka kelulusan-nya tinggi pula. Ia diterima sebagai pegawai negeri dengan jabatan setingkat lurah;  untuk meraih kedudukan lebih tinggi dibutuh kan koneksi.

Dua tahun Goan menjabat,  menyaksikan banyak warga hidup dibawah garis kemiskinan, hatinya pilu.  Namun apa yang bisa ia perbuat dengan kedudukan sebagai lurah?

Teringat akan dua amplop yang masih disimpannya. Kali ini di bukanya amplop bernomor 2: “Pergilah, kunjungi kota tetang- ga minggu depan.” Demikian isi nota dalam amplop itu.

Hari yang ditentukan,  Goan membaur diantara kerumunan di kota dimaksud, dalam kera- maian mengelu-elukan puteri raja,  yang berkenan berkunjung jelang musim tanam, untuk berdoa bersama warga bagi keberhasilan panen yang akan datang.

Goan berhasil mendapat posisi disisi pendopo yang dibangun untuk rombongan puteri, me- nyaksikan dari dekat, kegiatan puteri raja bersama dayang, selama upacara ritual berjalan. Tanpa diduga, ia sering beradu pandang dengan sang puteri,  keduanya merasa saling jatuh cinta, dengan perantaraan dayang mereka berkenalan.

Hubungan Goan dengan puteri raja meningkat kepernikahan, dimungkinkan, karena puteri dilahirkan oleh seorang selir. Walau demikian, Goan berhasil mendapat kepercayaan istana untuk menjabat sebagai gubernur propinsi.

Jabatan gubernur mendukung impian Goan  mendatangkan kesejahteraan bagi rakyatnya, ia sangat digandrungi dan dihormati;  ia dipertahankan rakyatnya, memerintah hingga usia sangat lanjut.

Ketika keadaan kesehatannya sangat menurun,  tabib yang didatangkan dari seantero pro- pinsi tiada yang sanggup mengobati; teringat ia akan amplop yang ketiga.  Kali ini nota ber- isikan tulisan: “Bersiaplah, waktu anda sudah dekat.”

Tiada pilihan lain, Goan mempersiapkan pengalihan kedudukannya kepada pengganti yang dipilihnya, seorang yang berdedikasi bagi kesejahteraan rakyat.
Demikian kisah yang merupakan petuah.  Dari nota dalam ketiga amplop itu, dapatkah kita menangkap pesan dari kisah ini? Bagaimana jawab para pembaca yang budiman?


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...