posted by: Dunia Andromeda
Sejarah Misteri Penembak Misterius (Petrus)
Artikel ini masih berkaitan dengan artikel
Totosociety sebelumnya dengan judul ‘Petrus
Solusi Terakhir Berantas Preman?‘. Kali ini saya akan
menulis ulang kisah penembakan misterius beberapa tahun lalu. Operasi
clurit yang masyarakat awam lebih akrab dengan sebutan Petrus.Tahu 1980-an suasana Yogyakarta tiba-tiba berubah mencekam. Para
preman yang saat itu dikenal sebagai gabungan anak liar (Gali) dan
menguasai berbagai wilayah operasi tiba-tiba diburu tim OPK aka Operasi
Pemberantasan Kejahatan yang kemudian dikenal dengan Petrus atau
penembakan misterius. Ketika melakukan aksinya tak jarang suara letusan
senjata para penembak misterius terdengar oleh masyarakat sehingga
menimbulkan suana mencekam. Mayat dari aksi Petrus itu umumnya mengalami
luka di kepala serta leher dan dibuang di lokasi yang mudah ditemukan
penduduk. Dan saat mayat ditemukan akan langsung menjadi headline
media massa yang terbit di Yogyakarta.
Berita terbunuhnya para tokoh gali itu sontak membuat heboh dan
menjadi pembicaraan seantero wilayah DIY hingga pelosok kampung.
Meskipun merupakan korban dari penembakan misterius, sudah menjadi
rahasia umum warga Yogyakarta saat itu bahwa pembunuhan itu dilakukan
oleh pihak militer. Sasaran penembakan misterius saat itu adalah
pentolan-pentolan gali terkenal, yaitu mereka-mereka yang secara
terang-terangan menguasai satu lokasi atau daerah, memungut uang
keamanan dari daerah itu, bila ada yang melawan bakalan dianiaya di
tempat terbuka, merampok dan melakukan kejahatan secara terang-terangan.
Polisi setempatpun dibuat hilang nyali oleh tokoh-tokoh gali ini.
Aparat keamanan di Yogyakarta melakukan Operasi Penumpasan Kejahatan
(OPK) terhadap para gali ini dikarenakan tindak kejahatan para gali
sudah sangat keterlaluan, bahkan masyarakat DIY cenderung lebih takut
kepada gali dibanding aparat kepolisian. Turunnya militer dalam operasi
OPK diakui sendiri oleh Letkol M. Hasbi yang saat itu sebagai Komandan
kodim 0734 yang sekaligus merangkap Kepala Staf Garnisun Yogyakarta.
Korban Petrus |
Meskipun cara kerja tim ini tidak pernah diumumkan secara formal
namum modus operandinya senderi dapat dikenali dari cara meng-eksekusi
para gali. Tim OPK akan melakukan briefing sebagai langkah operasi yang
standar, selanjutnya menentukan target, melakukan penyergapan, saat
target berhasil ditemukan ada dua opsi: ditembak di tempat itu juga atau
dibawa dulu untuk selanjutnya dieksekusi di tempat lain. Selanjutnya
mayat korban dimasukkan ke dalam karung atau langsung dilempar di tempat
yang mudah di temukan. Esoknya Tim OPK akan mengecek hasil operasinya
melalui surat kabar yang terbit pada hari itu sekaligus mengukur tingkat
kehebohan masyarakat.
Aksi OPK dengan modus operandi semacam itu dengan cepat menebar teror
dan ketegangan bagi para pelaku kejahatan secara nasional, karena
korban OPK di kota lain juga mulai berjatuhan. Pentolan-pentolan gali
yang selama ini seolah tidak tersentuh berjatuhan dengan luka tembak
mematikan di kepala dan leher. OPK secara psikologis mampu menekan angka
kriminalitas dengan melakukan pembunuhan secara terang-terangan.
Pada tahun 1982, Presiden Soeharto memberikan penghargaan kepada
Kapolda Metro Jaya Mayjen Pol Anton Soedjarwo atas keberhasilannya
membongkar aksi perampokan yang meresahkan masyarakat sekaligus dinilai
sukses dalam melancarkan aksi OPK. Pada bulan Maret tahun yang sama pada
acara khusus membahas persoalan pertahanan dan keamanan, Rapim ABRI,
Presiden meminta secara langsung kepada jajaran Polri —- waktu itu masih
menjadi bagian dari ABRI —- untuk mengambil langkah pemberantasan
kejahatan secara lebih efektif untuk menekan tingkat kejahatan.
Permintaan presiden tersebut diulangi dalam pidato resmi kenegaraan pada
16 Agustus 1982. Hal inilah yang menyebabkan Pangkopkamtib Laksamana
Soedomo melakukan rapat koordinasi bersama Pangdam Jaya, Kapolri,
Kapolda Metro Jaya dan Wagub DKI Jakarta. Dan dari rapat koordinasi ini
lahirlah operasi pemberantasan kejahatan yang bersandi Operasi Clurit.Indikator mengapa Operasi Clurit atau Petrus tahun 1982 digelar:
- Wibawa aparat kepolisian sudah tidak dipandang lagi
- Kejahatan dilakukan secara terang-terangan dan semakin berani
- Keresahan masyarakat sudah memuncak
- Kelompok preman sudah mencapai populasi yang besar sehingga sulit untuk diatur dan dikendalikan
- Presiden sudah ikut berbicara yang suka tidak suka itu merupakan titah langsung
Sejarah Misteri Penembak Misterius (Petrus) Setelah keputusan untuk melaksanakan Operasi Clurit di Jakarta dan
sekitarnya, selanjutnya operasi tersebut diikuti oleh Polri/ABRI di
masing-masing provinsi lainnya. Babak baru perang terhadap preman pun
dikumandangkan dan korban Operasi Clurit pun mulai berjatuhan.
Petrus di Yogyakarta
Di Yogyakarta selama sebulan OPK telah enam tokoh penjahat tewas
terbunuh. Rata-rata mayatnya ditemukan dengan luka tembak mematikan di
leher dan kepala. Dua diantara korban OPK yang berhasil diidentifikasi
bernama Budi alias Tentrem (29) dan Samudi Blekok alias Black Sam (28).
Budi yang terkenal dan ditakuti dengan geng Mawar Irengnya, mayatnya ditemukan dalam parit di tepi jalan
daerah Bantul, selatan Yogyakarta, pada tahun 1985. Sedangkan Black Sam
aliasr Samudi mayatnya ditemukan terbujur kaku di semak belukar di
kawasan Kotagede yg tidak jauh dari pusat kota Yogyakarta.
Cara membuang dua orang pentolan dunia hitam di Yogyakarta dengan
jelas menyiratkan pesan kepada para gali dan bromocorah yang masih hidup
untuk segera menyerahkan diri secara baik-baik kepada petugas atau
menyusul mati rekan mereka. Benar-benar pesan singkat namun mematikan
dan sangat jelas.
Sekitar 60 bromocorah di Yogyakarta yang menjadi korban Petrus selama
OPK berlangsung. Beberapa menemui ajal dengan ditembak dan sisanya mati
dengan luka senjata tajam. Sejumlah korban bahkan oleh petugas keamanan
diumumkan mati karena dikeroyok massa, salah satunya yang diberitakan
tewas dikeroyok massa bernama Ismoyo. Seorang seorang bromocorah elite
karena merupakan lulusan Fakultas Sosial Politik UGM dan statusnya
PNS!!! Gali yang digaji oleh negara…hebat!
Berbeda dengan Ismoyo yang diberitakan tewas akibat dikeroyok massa,
Slamet gaplek tewas dengan berondongan 20 peluru yang menerjang tubuh
kebalnya. Konon saat masih hidup Slamet gaplek merupakan bromocorah
kebal kabacokan tapi tidak dengan peluru tajam ternyata dan tubuhnya
yang penuh luka itupun dibuang di tempat yang mudah ditemukan sehingga
menjadi shock therapy yang berefek maksimal.
OPK di Semarang
Operasi Pemberantasan Kejahatan di Semarang pada tahun 1983 bisa
menunjukkan bahwasanya preman yang dulunya dekat dengan kepentingan
politik untuk keperluan politik semisal menjadi pendukung partai
tertentu di saat sudah dirasa tidak berguna maka Petruslah jawabannya.
Ilustrasi |
Bathi Mulyono salah satu tokoh preman yang dimaksud di atas. Mantan
preman ini yang malang -melintang di dunia hitam Semarang saat keluar
dari penjara langsung menduduki jabatan sebagai ketua Yayasan Fajar
Menyingsing karena statusnya sebagai tokoh preman yang disegani di
Semarang. Organisasi massa ini menghimpun ribuan residivis dan pemuda
yang ada di kawasan Jawa Tengah. Secara politik Yayasan Fajar
Menyingsing cukup berpengaruh dan di-beking oleh para petinggi Jawa
Tengah kala itu. Seperti Gubernur Supardjo Rustam, Ketua DPRD Jawa
Tengah Widarto dan pengusaha Soetikno Widjoyo.
Secara politik Yayasan Fajar Menyingsing cukup
berpengaruh dan di-beking oleh para petinggi Jawa Tengah kala itu.
Seperti Gubernur Supardjo Rustam, Ketua DPRD Jawa Tengah Widarto dan
pengusaha Soetikno Widjoyo.
Berkat dekat dengan elite kekuasaan di Jawa Tengah itulah Bathi
Mulyono mampu membangun dan menjalankan bisnisnya dengan lancar.
Bisnisnya dari penyedia jasa keamanan hingga menguasai lahan parkir di
Jawa tengah. Tidak hanya itu, hubungan Bathi dengan penguasa juga
merambah ke dunia politik. Para elite politik menggunakan jasa preman
dari Yayasan Fajar Menyingsing untuk digunakan sebagai kelompok-kelompok
milisi yang diberdayakan saat musim kampanye pemilu datang.
Partai Golkar sebagai penggerak politik orde baru kerap menggunakan
jasa preman untuk mengamankan jalannya kampanye dan sekaligus menggalang
massa. Seperti yang terjadi pada tahu 1982. Saat itu Bathi dan
kawan-kawannya mendapat tugas dari Partai Golkar untuk menggalang dan
memprovokasi massa Partai Persatuan Pembangunan yang sedang berkampanye
di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Betrokpun terjadi dan korban
berjatuhan sehingga beberapa orang yang dianggap perusuh tertangkap,
namun Bathi dan rekan-rekannya bisa lolos dengan mudah. Insiden ini
membuat murka Presiden Soeharto dan menyalahkan petinggi BAKIN, Ali
Moertopo.
Berkat perlindungan para elite politik itulah Bathi merasa aman dari
colekan aparat keamanan. Namun rasa aman Bathi tidak berlangsung lama
ketika OPK yang digelar di Semarang mulai menyasar kawan-kawan dekatnya
di Yayasan Fajar Menyingsing, seperti Edy Menpor dan Agus TGW yang
hilang secara misterius. Diduga kedua rekan dekat Bathi tersebut hilang
akibat korban operasi penembakan misterius, meskipun mungkin dengan
agenda yang lain.
Puncaknya terjadi pada tengah malam di bulan Juli 1983. Tiba-tiba dua
motor menyalip Bathi yang sedang mengendarai mobilnya melintas di Jalan
Kawi, Semarang. Dua peluru menembus bodi mobil namun tidak mengenai
Bathi. Karena sadar nyawanya menjadi target Petrus, Bathi segera
melarikan diri bersembunyi di Gunung Lawu, gunung yang terletak di
perbatasan Jawa Tengah – Jawa Timur. Gunung yang diyakini sebagai
petilasan terakhir dari keturunan terakhir Kerajaan Majapahit, Prabu
Brawijaya.
Setelah OPK mereda, Bathi baru berani turun gunung dan menjadi salah
satu target OPK yang masih hidup hingga kini.Sejarah Misteri Penembak Misterius (Petrus) Operasi Pemberantasan Kejahatan(OPK) tidak hanya menyasar penjahat di
Yogyakarta dan Semarang saja, namun juga berlangsung di Ibukota,
Jakarta dan kota besar lainnya. Korban OPK di Jakarta dan kota besar
lainnya tidak kalah banyaknya kerena banyak mayat korban pembunuhan
ditemukan di perbagai tempat di ibukota dan kota lainnya.
Sama dengan kondisi mayat di Yogyakarta dan Semarang, mayat-mayat
yang ditemukan di Jakarta juga dalam keadaan tewas dengan luka tembak di
kepala, leher dan dada. Selain itu mayat-mayat tersebut juga dihiasi
tato di tubuhnya dan ciri khas lainnya, mayat yang diketemukan di
Jakarta kebanyakan mengambang dalam karung yang hanyut di sungai dan
dalam kondisi mayat terikat.
Ditinjau dari korban OPK yang merata di kota-kota besar tanah air,
ini menunjukkan fakta bahwasanya OPK memang sengaja dilancarkan dengan
skala nasional dan ternyata cukup berhasil
menumpas angka kejahatan secara telak.
Pada tahun 1983 Petrus berhasil menamatkan riwayat 532 orang pelaku /
terduga pelaku tindak kriminal. Dari jumlah tersebut sebanyak 367 orang
tewas tertembak. Tahun 1984 angka pembunuhan korban Petrus menurun
menjadi 107 orang dan hanya 15 orang yang tewas akibat tembakan, sisanya
dengan sebab beragam. Angka ini terus menurun pada tahun 1985, pada
tahun ini tercatat 74 korban OPK dan sebanyak 28 orang tewas akibat
tembakan. Secara umum kondisi mayat ditemukan dalam keadaan leher dan
tangan terikat, mayatnya dimasukin karung dan dibuang di tepi jalan,
depan rumah, dibuang di sungai, kebun atau hutan begitu saja.
Dari ciri khas cara penculikan dan penjemputan korban oleh aparat,
cara eksekusi, perlakuan terhadap mayat hingga proses pembuangan memang
OPK dilancarkan untuk memberi shock therapy yang sangat
efektif. Akibatnya pemberitaan media sangat gencar mengenai operasi
Petrus yang sukses membereskan ratusan penjahat dan operasi itu tetaplah
sebuah misteri tersendiri.
Benny Moerdani sebagai Panglima Kopkamtib memberikan pernyataan
kepada pers bahwa penembakan gelap yang terjadi mungkin akibat dari
perkelahian antar geng bandit. Wartawanpun tidak ada yang berani
melanjutkan pertanyaan kepada jenderal yang kaya pengalaman tempur ini
yang terkenal tegas dan galak. Hal senada juga disampaikan oleh kepala
Bakin saat itu, Yoga Soegama “masyarakat tak perlu mempersoalkan para
penjahat yang mati misterius”. Wapres H. Adam Malik berpendapat berbeda,
” Jangan mentang-mentang penjahat dekil langsung ditembak, bila perlu
diadili hari ini langsung besoknya dieksekusi mati. Jadi syarat sebagai
negara hukum sudah terpenuhi. Setiap usaha yang bertentangan dengan
hukum akan membawa negara ini pada kehancuran.” Demikian kecamnya.
Ilustrasi Korban Petrus (Majalah Angkasa) |
Memang tindakan OPK akhirnya menimbulkan pro dan kontra tidak hanya
di kalangan masyarakat namun juga di lingkungan pejabat negara. Pro dan
kontra tersebut lebih pada sasaran OPK, bukan bagaimana OPK tersebut
dilakukan. Karena menurut pendapat yang kontra, mereka keberatan bila
sasaran OPK hanya penjahat kelas teri atau yang hanya memiliki tato
tetapi bukan penjahat kakap.
Karena menurut pendapat yang kontra, mereka keberatan
bila sasaran OPK hanya penjahat kelas teri atau yang hanya memiliki tato
tetapi bukan penjahat kakap.
Pembunuhan selama era OPK sendiri telah menelan korban jiwa sebanyak
3.000 orang. Hal ini dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Belanda, Hans
van den Broek dalam kunjungannya ke Jakarta medio awal Januari 1984.Beberapa tahun setelah peristiwa Petrus, Presiden Soeharto justru
memberikan uraian tentang latar belakang permasalahan. Dalam bukunya
Benny Moerdani hal 512 – 513 Pak Harto berkata:
“Dengan sendirinya kita harus mengadakan treatment
therapy, tindakan yang tegas. Tindakan tegas bagaimana? Ya harus dengan
kekerasan. Tetapi bukan lantas dengan tembakan dor-dor! Begitu saja.
Bukan! Tetapi yang melawan, ya mau tidak mau harus ditembak. Karena
melawan, maka mereka ditembak. Lalu ada yang mayatnya ditinggalkan
begitu saja. Itu untuk shock therapy, terapi goncangan. Supaya orang
banyak mengerti bahwa terhadap perbuatan jahat masih ada yang bertindak
dan mengatasinya.
Tindakan itu dilakukan supaya bisa menumpas semua kejahatan yang
sudah melampaui batas perikemanusiaan. Maka kemudian redalah
kejahatan-kejahatan yang menjijikkan itu”.
Demikianlah bila seorang jenderal besar berbintang lima sudah
bertitah, macam-macam dengan keamanan dalam negeri…DOR!! Besok pagi nama
dan jasadnya sudah terpampang di media cetak nasional.
Sumber: Angkasa Edisi koleksi ‘Delapan operasi Terselubung Paling
Menggegerkan’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar