posted by: Dunia Andromeda
Perlu diketahui bahwa sejak penggenangan
Waduk Kedung Ombo, Gunung Kemukus menjadi seperti sebuah “pulau” tetapi
pada waktu musim kemarau air akan surut dan praktis kita tidak
memerlukan lagi jasa penyeberangan.
Gunung
Kemukus identik sebagai kawasan wisata seks karena di tempat ini orang
bisa sesuka hati mengkonsumsi seks bebas dengan alasan untuk menjalani
laku ritual ziarahnya, itulah syarat kalau mereka ingin kaya dan
berhasil. Dalam suatu aturan yang tak resmi disyaratkan bahwa setiap
peziarah harus berziarah ke makam Pangeran Samudro sebanyak 7 kali yang
biasanya dilakukan pada malam Jum’at Pon dan Jum’at Kliwon atau pada
hari-hari dan bulan yang diyakhini baik, melakukan hubungan seksual
dengan seseorang yang bukan suami atau istrinya (mereka boleh membawa
pasangannya sendiri atau mungkin bertemu di sana),
Dikisahkan
tentang seorang Pangeran dari kerajaan Majapahit yang bernama Pangeran
Samudro (ada yang menyebut bangsawan ini berasal dari Majapahit, ada
pula yang menduga dari zaman Pajang), si oedipus yang jatuh cinta kepada
ibunya sendiri (Dewi Ontrowulan). Ayahanda Pangeran Samudro yang
mengetahui hubungan anak-ibu tersebut menjadi murka dan kemudian
mengusir Pangeran Samudro.
Dalam
kenestapaannya, Pangeran Samudro mencoba melupakan kesedi hannya
dengan melanglang buana, akhirnya ia sampai ke Gunung Kemukus. Tak lama
kemudian sang ibunda menyusul anaknya ke Gunung Kemukus untuk
melepaskan kerinduan. Namun sial, sebelum sempat ibu dan anak ini
melalukan hubungan intim, penduduk sekitar memergoki mereka berdua yang
kemudian merajamnya secara beramai-ramai hingga keduanya meninggal
dunia. Keduanya kemudian dikubur dalam satu liang lahat di gunung itu
juga.
Tapi menurut ceritera, sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir Pangeran Samudro sempat meninggalkan sebuah pesan yaitu kepada siapa saja yang dapat melanjutkan hubungan suami-istrinya yang tidak sempat terlaksana itu akan terkabul semua permin taannya. Konon selengkapnya ia berujar demikian, “Baiklah aku menyerah, tapi dengarlah sumpahku. Siapa yang mau meniru perbuatanku , itulah yang menebus dosaku dan aku akan membantunya dalam bentuk apapun…….”
Tapi menurut ceritera, sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir Pangeran Samudro sempat meninggalkan sebuah pesan yaitu kepada siapa saja yang dapat melanjutkan hubungan suami-istrinya yang tidak sempat terlaksana itu akan terkabul semua permin taannya. Konon selengkapnya ia berujar demikian, “Baiklah aku menyerah, tapi dengarlah sumpahku. Siapa yang mau meniru perbuatanku , itulah yang menebus dosaku dan aku akan membantunya dalam bentuk apapun…….”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar