posted by: Dunia Andromeda
Saat ini, kita sudah memasuki minggu kedua di bulan Desember. Bulan Desember itu sendiri, identik dengan perayaan Natal, dan Tahun Baru. Semua orang turut merasakan atmosfer liburan Natal dan akhir tahun.
Meski Natal hanya dirayakan oleh kaum nasrani, tapi ada juga beberapa kelompok masyarakat yang tetap ikut merasakan momen hari besar tersebut. Biasanya ada yang ikut bertukar-tukaran kado, memberi hadiah dan bingkisan lainnya.
Demikian pula di China. Saking banyaknya permintaan pasar terhadap mainan anak-anak yang hendak dijadikan hadiah. Oleh karena itu, pabrik-pabrik mainan dan boneka di China harus kerja ekstra untuk memproduksi mainan-mainan tersebut.
Sampai-sampai para buruh pabriknya pun diharuskan tidur di lantai pabrik dengan ditemani tumpukan bagian-bagian boneka, dan potongan mainan anak lainnya yang belum dipasang.
Beberapa tahun belakangan ini, para pejuang hak asasi manusia untuk buruh pabrik sangat prihatin terhadap nasib mereka yang selalu dipaksa untuk kerja lembur hingga 36,5 jam setiap minggunya.
Pada perhitungan tahun 2010, didata bahwa pabrik mainan di China ada sekitar 8.000 pabrik, dan mempekerjakan sekitar 3,5 juta buruh, yang rata-rata setiap buruhnya mendapat bayaran 150 poundsterling (sekitar 2,3 juta rupiah) setiap bulannya, dan sudah termasuk uang lembur.
Dengan upah yang terbilang rendah di negara mereka, para buruh ini masih dipaksa untuk menginap di pabrik, dan tidur hanya beralaskan kardus ataupun karung-karung berisi penggalan tubuh boneka anak.
Berikut foto penderitaan buruh pabrik di China.
Michael Wolf/Daily Mail
(dailymail)
(dailymail)