posted by: Dunia Andromeda
Setelah Gajah Kalimantan (Elephas maximus borneensis) dipastikan sebagai subspesies dari gajah Asia dan hanya dapat ditemui di Kalimantan Utara,maka pemikiran bahwa pulau Kalimantan juga dihuni oleh Badak atau Harimau semakin menggelitik.Sebagaimana pulau Sumatera yang merupakan habitat dari Gajah, Badak, Harimau dan Orang Utan, Kalimantan tentunya berpeluang menjadi tempat tinggal hewan-hewan tersebut mengingat Orang Utan juga merupakan endemik Kalimantan.
Tahun 2005 Pusat Penelitian Hutan Tropis Universitas Mulawarman melakukan Ekspedisi Sungai Barito-Pegunungan Muller-Sungai Mahakam. Meskipun tidak berhasil menemukan badak, namun tim ekspedisi berhasil menemukan beberapa petunjuk bahwa badak pernah ada di tempat ini, salah satunya pada tahun 2002 penduduk sekitar pernah melihat badak tertabrak truk logging, meskipun sempat dikubur, namun sehari kemudian ketika kuburan digali kembali bangkai badak tersebut sudah tidak ada lagi.
Selain itu beberapa tempat di pulau Kalimantan menyiratkan bahwa badak pernah menyatroni tempat tersebut. Di Kalimantan Timur terdapat KecamatanMuara Badak. Selanjutnya di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat terdapat sebuah gunung yang bernama Cemaru, dalam bahasa setempat Cemaru berarti Badak. Dan di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat di sekitar kawasan Cagar Alam Muare Kendawangan terdapat sebuah desa yang bernama Desa Badak Berendam.
Mungkinkah kecenderungan masyarakat terdahulu yang biasa memberi nama tempat dengan tanda, ciri khusus, tumbuhan, binatang, kejadian tertentu atau kejadian yang dialami tidak berlaku disini? Mungkinkah mereka memberi nama tempat dengan binatang yang tidak mereka kenal?
Hal ini terjawab ketika pada April 2007, WWF merilis Video berdurasi 2 menit yang merekam mahkluk sangat rahasia pulau ini. Ini adalah rekaman pertama di alam liar mengenai badak paling langka di planet ini.
Di dunia, hanya terdata sekitar 30 ekor badak Kalimantan yang masih hidup di alam liar pulau Kalimantan – Indonesia, termasuk Malaysia dan Brunei. Para peneliti hanya dapat memantau populasinya melalui imej yang tertangkap oleh kamera jebakan (remote camera trap).
Tahun 2008, WWF kembali merilis gambar badak yang tertangkap kamera. Ini adalah gambar yang kedua dan dipastikan dari badak yang berbeda dari sebelumnya. Hal tersebut menumbuhkan harapan untuk menyelamatkan Badak Kalimantan dari kepunahan.
Pada 18 Desember 2011, aparat perlindungan binatang Malaysia menangkap seekor badak betina berusia antara 10 dan 12 tahun. Badak yang diberi nama Puntung ini dikandangkan di pusat perlindungan satwa, Tabin di Sabah, di mana ia diharapkan akan berkembang biak dan kawin dengan badak jantan bernama Tam yang diselamatkan dari perkebunan kelapa sawit Agustus 2008 lalu.
Badak yang hidup di Kalimantan berbeda dengan Badak Sumatera lainnya. Ukuran tubuhnya relatif kecil, dengan gigi kecil, dan bentuk kepala yang unik. Hewan soliter ini sangat pemalu, menghindari bertemu manusia dan menjadi penghuni rahasia hutan paling dalam di jantung Kalimantan. Sehingga keberadaan Badak di Kalimantan nyaris diragukan keberadaanya.
sumber : WWF_news
Tidak ada komentar:
Posting Komentar