posted by: Dunia Andromeda
Menurut World Health Organization (WHO), ponsel mungkin bersifat
karsinogenik pada manusia. Hal tersebut terungkap setelah mereka
memeriksa lusinan hasil studi mengenai ponsel yang sudah pernah
dipublikasikan.
Ann Louise Gittleman, PhD, penulis buku bestseller versi
harian New York Times, Zapped, memberikan tips untuk
membatasi paparan radiasi ponsel yang berbahaya:
1. Aktifkan speaker. Menggunakan speaker
saat berbicara akan mengurangi energi atau tingkat kekuatan radiasi
ponsel. Semakin jauh Anda dari antena ponsel, semakin rendah sinyalnya.
2. SMS-an saja. Mengirim teks membatasi durasi
paparan radiasi, dan menjaga jarak ponsel dari kepala dan tubuh kita.
Namun perhatikan juga, pria sebaiknya tidak SMS-an sambil memangku
ponsel. Jumlah studi yang menemukan kerusakan vitalitas dan motilitas
(sperma yang dapat bergerak sendiri secara spontan) sperma dilaporkan
meningkat. Bisa jadi, hal ini pun tak akan baik pengaruhnya pada rahim.
3. Pilih offline mode. Saat ponsel tidak digunakan,
biasakan untuk mematikannya. Atau, atur
menjadi offline, standalone,
atau flight mode, yang akan mematikan transmitter-nya
namun masih memungkinkan Anda untuk menggunakan ponsel untuk main game
atau mendengarkan musik. Pokoknya, membuka aplikasi lain kecuali
menelepon dan browsing internet.
4. Dari kuping kiri ke kuping kanan. Bila ada kondisi yang
mengharuskan Anda menelepon, cobalah memindahkan ponsel dari telinga
kiri ke telinga kanan berulang kali. Hal ini bisa membatasi paparan pada
satu sisi kepala saja, yang sering dikaitkan dengan meningkatnya risiko
tumor otak dan kanker kelenjar ludah pada telinga yang sering digunakan
untuk mendengarkan ponsel.
5. Hindari ruang sempit. Saat berada
di lift, kereta, atau mobil, sebaiknya tak usah sering-sering menelepon.
Lagipula, menggunakan ponsel saat mengemudi juga akan membahayakan
keselamatan Anda maupun pengguna jalan raya lainnya, kan?
6. Perhatikan sinyalnya. Jangan menggunakan ponsel
ketika sinyalnya lemah, atau ketika Anda sedang berkendara di dalam
mobil yang melaju sangat cepat (kereta api juga termasuk). Hal ini
secara otomatis akan memicu kekuatan sinyal hingga maksimum, karena
ponsel berusaha terhubung ke antena relay yang baru.
7. Jangan lama-lama. Menelepon sebaiknya tidak usah
terlalu lama. Cukup untuk membuat janji dengan klien, atau mengingatkan
anak untuk makan, misalnya. Jika Anda ingin ngobrol dengan teman SD yang
baru ketemu di Facebook, sebaiknya gunakan telepon rumah. Atau,
ketemuan saja di rumah atau di tempat ngopi. Lebih puas, kan? Jangan
lupa, risiko tumor otak dimulai pada tingkat paparan kumulatif yang
relatif rendah.
8. Kurangi bermain-main dengan smartphone. Perangkat
seperti BlackBerry atau iPhone menghasilkan emisi yang lebih tinggi
daripada ponsel, karena mereka bergantung pada energi dari baterai untuk
melakukan aktivitas e-mail, koneksi internet, dan men-display
warna.
9. Jauhkan ponsel ketika belum tersambung. Setelah
menekan tombol nomor ponsel teman Anda, jangan langsung mendekatkan
ponsel ke telinga. Saat itu, ponsel itu sedang berusaha terkoneksi, dan
sedang mengirimkan sinyalnya yang terkuat.
10. Jangan mengantungi ponsel. Dalam suatu penelitian,
ditemukan bahwa pria yang membawa ponselnya di dalam saku celana
cenderung memiliki jumlah sperma yang 25 persen lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok pria lain yang tidak menyimpan ponselnya di
saku celana. Bagian lain dari tubuh menyerap radiasi pada intensitas
yang berbeda, dan jaringan testikular kemungkinan juga lebih mudah
diserang.
11. Jangan meletakkan ponsel di tempat tidur. Anda
memang membutuhkan alarm pada ponsel untuk membantu Anda bangun pagi.
Tetapi, jangan meletakkan ponsel di dekat posisi kepala Anda. Medan
elektromagnetik bisa mengurangi produksi melatonin pada tubuh, dan
penyapu radikal bebas yang dapat melindungi sel-sel tubuh Anda dari
kerusakan DNA. Seperti Anda tahu, kerusakan DNA dapat meningkatkan
risiko kanker dan penyakit lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar