posted by: Dunia Andromeda
Setiap orang memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu
masalah. Ada yang memandangnya dari sisi spiritual, dan ada yang memilih
untuk memandangnya dari sisi sains, walaupun fiksi sains sekalipun. Ini
bisa terlihat dari sebuah peristiwa misterius yang dikenal dengan
sebutan Moberly Jourdain Incident.
Sebagian orang percaya kalau
insiden itu adalah contoh kasus Time Slip atau kembali ke masa
lampau tanpa disengaja. Yang lain beranggapan kalau kasus itu adalah
kasus yang berhubungan dengan dunia supranatural. Mereka yang percaya
dengan teori supranatural lebih suka menyebut peristiwa itu dengan
sebutan The Ghosts of Versailles atau The Ghosts of Trianon.
Kisah
ini kemudian menjadi kontroversial dan menarik perhatian yang cukup
besar. Bahkan konon peristiwa ini disebut turut memberikan inspirasi
bagi JRR Tolkien, penulis trilogi “Lords of the Ring“.
Semuanya
bermula ketika dua wanita Inggris memutuskan untuk melakukan perjalanan
liburan ke Paris pada tahun 1901.
Liburan yang tidak terlupakan
Charlotte Anne Moberly dan Eleanor
Jourdain adalah dua wanita yang berasal dari latar belakang
keluarga yang terpelajar. Ayah Moberly adalah kepala sekolah Winchester
College yang kemudian menjadi uskup Salisbury. Demikian juga dengan
Jourdain. Ayahnya adalah seorang pendeta di Ashbourne. Kakak
perempuannya adalah seorang sejarawan seni, sedangkan kakak laki-lakinya
adalah seorang ahli matematika.
Charlotte Anne Moberly dan Eleanor Jourdain
Jadi, kita mendapatkan dua wanita dengan
reputasi yang baik.
Suatu hari, kedua wanita ini memutuskan untuk
pergi berlibur ke beberapa tempat di Eropa dan salah satu tujuan
persinggahan mereka adalah Paris. Pada tanggal 10 Agustus 1901, kedua
wanita itu sudah ada di dalam sebuah kereta yang akan membawa mereka ke
Versailles.
Setiba disana, bersama rombongan turis lainnya, mereka
berkeliling di kompleks istana Versailles yang megah.
Kompleks Istana Versailles
Moberly
dan Jourdain tidak menyadari kalau sebentar lagi mereka akan mengalami
sesuatu yang luar biasa.
Petit Trianon yang Misterius
Setelah
berkeliling untuk beberapa lama, mereka memutuskan untuk mengunjungi
Petit Trianon, salah satu bangunan yang ada di kompleks itu.
Petit Trianon
Di
tempat ini, ratu Marie Antoinette (1755-1793) biasa
datang untuk beristirahat dan menjauhkan diri dari urusan-urusan istana.
Moberly
dan Jourdan masuk ke taman bunga Trianon sambil mengagumi bunga-bunga
yang ada disitu.
Kemudian keduanya menyadari kalau mereka tidak
lagi mengenali pemandangan di sekitarnya. Seakan-akan mereka sedang
berada di sebuah taman yang asing, berbeda dengan apa yang telah mereka
lihat sebelumnya. Sepertinya mereka telah tersesat.
Dan peristiwa
misterius itu terjadi!
Pemandangan dari masa lampau
Kedua
wanita yang kebingungan itu kemudian berusaha mencari jalan keluar.
ketika mereka berbelok di satu sudut jalan, mereka melihat sebuah rumah
petani yang sudah kosong dan sebuah bajak tergeletak di sisi jalan
setapak.
Tiba-tiba mereka merasakan sebuah perasaan aneh.
Seakan-akan ada sebuah tekanan berat memenuhi pikiran mereka dan
semuanya terasa begitu asing.
Lalu, entah darimana datangnya, dua
pria muncul. Keduanya mengenakan pakaian aneh yang tidak mereka kenal,
yaitu jas panjang berwana hijau abu-abu dengan topi tiga sudut.
Moderly
dan Jourdain kemudian mendekati kedua pria tersebut dan bertanya
bagaimana caranya supaya mereka bisa kembali ke Petit Trianon.
Kedua
pria asing itu menunjuk jalan setapak yang sebelumnya tidak terlihat
oleh mereka.
Setelah menelusuri jalan itu, Jourdain melihat sebuah
pondok dengan seorang wanita dan seorang anak perempuan di pintu
depannya. Wanita itu sedang menyodorkan sebuah kendi air minum untuk
anak perempuan itu.
Anehnya, Moberly tidak bisa melihat pondok
ataupun wanita dan anak perempuan itu, namun ia bisa merasakan perubahan
pada atmosfer di sekitarnya. Ia menyadari kalau suasana telah berubah
menjadi begitu tenang dan sunyi.
Ia mendeskripsikannya:
“Tiba-tiba
semuanya terlihat tidak natural, karenanya menjadi sangat tidak nyaman.
Bahkan pepohonan terlihat begitu datar dan tidak ada tanda-tanda
kehidupan, seperti kayu-kayu buatan saja. Tidak ada efek dari cahaya
matahari dan tidak ada angin yang berhembus.”
Perubahan
pada atmosfer ini diiringi dengan perasaan tertekan yang semakin
menjadi-jadi. Ditambah lagi dengan suhu yang cukup panas dan wangi
bunga-bunga. Kedua wanita itu merasa seperti orang sakit.
Jadi,
mereka memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon sambil
mengipas-ngipas.
Moberly dan Jourdain bukan wanita yang gampang
panik. Keduanya berasal dari keluarga terpelajar dan biasa menanggapi
sesuatu dengan tenang dan berpikiran jernih. Namun kali ini mereka
merasakan ada sesuatu yang tidak beres dan mereka tidak bisa
menjelaskannya.
Setelah beristirahat sejenak, keduanya kembali
berjalan. Kali ini mereka menemukan sebuah gazebo. Lalu mereka
menghampirinya.
Ketika sedang berjalan menuju tempat itu, mereka
melihat seorang pria sedang duduk disitu. Mereka tidak tahu dari mana
pria itu datang. Namun yang membuat mereka kaget adalah penampilannya
yang cukup mengerikan. Wajahnya menyeringai dan terlihat seperti
seseorang yang sedang menderita cacar.
Menurut Jourdain:
“Pria
itu memutar wajahnya perlahan-lahan, dan terlihatlah kalau wajahnya
penuh dengan bintik-bintik seperti cacar. Kulitnya gelap dan ekspresinya
terlihat seperti orang jahat. Walaupun aku tidak merasa ia sedang
memperhatikan kami, namun aku bisa merasakan kejijikan yang luar biasa.”
Tiba-tiba,
terdengar sebuah teriakan yang menyatakan kalau mereka telah salah
mengambil jalan. Suara itu ternyata berasal dari seorang pria tinggi
bermata gelap. Rambutnya yang sedikit keriting terlihat menyembul dari
balik sombrero yang dikenakannya.
Kedua wanita itu memutuskan
untuk mengikuti sarannya. Lalu mereka membalikkan badan dan kembali ke
jalur semula. Kemudian, mereka melihat sebuah jembatan kecil. Setelah
berjalan melewati jembatan itu, mereka ternyata sampai ke sebuah taman.
Namun
peristiwa aneh yang dialami belum selesai.
Di taman itu, Moberly
melihat seorang wanita sedang duduk di sebuah bangku. Ia mengenakan
pakaian model kuno dengan syal berwarna hijau pucat. Namun, Jourdain
tidak bisa melihatnya.
Awalnya Moberly mengira kalau wanita itu
seorang turis, namun ia menyadari kalau turis tidak mungkin mengenakan
pakaian dengan model yang kuno seperti itu.
Tiba-tiba seorang pria
muncul dari salah satu bangunan disitu sambil membanting pintu. Pria
itu mengatakan kepada Moberly dan Jourdain kalau gerbang menuju Petit
Trianon ada di sebelah bangunan yang satunya. Ketika mereka berjalan
memutar menuju sisi lain dari bangunan itu, mereka menemukan rombongan
turis lainnya.
Perasaan tertekan yang terus menerus dirasakan
mulai terangkat dan semuanya kembali menjadi normal.
Hantu Petit Trianon
Setelah pulang dari perjalanan liburan itu, Moberly dan
Jourdain menyimpulkan kalau Petit Trianon sesungguhnya didiami oleh
roh-roh dari masa lampau dan mereka memutuskan untuk meneliti lebih jauh
sejarah Petit Trianon.
Dari hasil penyelidikan mereka mengenai
sejarah Perancis yang berhubungan dengan Petit Trianon, mereka menemukan
kalau pada tanggal 10 Agustus 1792, tanggal yang sama dengan tanggal
kunjungan mereka, istana Tuileries di Paris dikepung oleh para
pemberontak dan para penjaga istana turut dibantai. Peristiwa ini
membuat keluarga kerajaan melarikan diri mencari perlindungan.
Moberly
dan Jourdain mulai berpikir apakah dengan suatu cara mereka telah
melihat hantu-hantu keluarga kerajaan atau melihat kembali situasi di
masa lampau.
Kecurigaan ini menjadi semakin kuat ketika Moberly
melihat lukisan Marie Antoinette karya Wertmuller. Ia terkejut karena
menemukan kalau wanita yang dilihatnya sedang duduk di taman sangat
mirip dengan Marie Antoinette yang tergambar di lukisan
itu. Bahkan pakaian yang dikenakannya pun sama.
Setelah melihat
beberapa lukisan lainnya, keduanya menemukan kalau pria yang memiliki
wajah dengan cacar ternyata sangat mirip dengan musuh Marie Antoinette
yang bernama Comte de Vaudreuil yang memang memiliki
karakter wajah seperti itu.
Marie Antoinette (kiri) / Comte de Vaudreuil (kanan)
Dalam beberapa
kesempatan, keduanya kembali mengunjungi Petit Trianon. Mereka menemukan
pemandangan berbeda dengan yang mereka lihat pada waktu itu. Mereka
tidak bisa menemukan gazebo atau jembatan kecil yang yang mereka lewati.
Namun dari hasil riset, diketahui kalau jembatan itu ada disitu pada
tahun 1789.
Dari hasil penelitian pula terungkap kalau jas panjang
berwarna hijau abu-abu yang dikenakan dua pria yang mereka lihat
ternyata seragam para penjaga istana pada masa Ratu Antoinette.
Moberly
dan Jourdain kemudian mempublikasikan pengalaman mereka dalam sebuah
buku yang berjudul “An Adventure” yang
diterbitkan pada tahun 1911. Keduanya menggunakan pseudonim Elizabeth
Morison dan Frances Lamont. Identitas dua
penulis ini baru terungkap pada tahun 1931 setelah kematian mereka.
Setelah
identitas asli mereka terungkap, para peneliti semakin tertarik
menyelidiki kasus ini mengingat latar belakang mereka yang terpelajar.
Penjelasan Alternatif
Beberapa penulis percaya kalau kedua wanita itu
mengalami apa yang disebut dengan Time Slip. Tanpa sengaja,
entah dengan cara bagaimana, keduanya kembali ke tahun antara 1789-1792
ketika terjadi peristiwa pengepungan istana Tuileries. Namun,
tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana proses ini bisa terjadi.
Sebagian
lain, termasuk Moberly dan Jourdain, percaya kalau apa yang dilihat
mereka adalah hantu-hantu dari masa lampau. Hal ini juga dipercaya juga
oleh banyak penulis lainnya sehingga mereka lebih suka merujuk peristiwa
ini dengan istilah Ghosts of Versailles atau Ghosts of
Trianon.
Penjelasan lain yang cukup supranatural adalah Retrocognition,
yaitu pengetahuan mengenai sebuah peristiwa di masa lampau yang
tidak didapat dari hasil belajar. Mereka yang percaya dengan
penjelasan ini percaya kalau kedua wanita tersebut mendapatkan
penglihatan mengenai peristiwa masa lampau. Teori ini tidak berhubungan
dengan hantu, melainkan hanya dengan fenomena paranormal yang juga tidak
bisa dijelaskan dengan sains.
Penjelasan lain yang mencoba untuk
melihat dari sisi rasional dikemukakan oleh Philippe Julian
pada tahun 1965. Ia mengatakan kalau pada tahun kunjungan Moberly dan
Jourdain, ada seorang pejabat setempat bernama Robert de
Monstesquiou yang suka mengadakan pesta dimana para tamunya
diwajibkan mengenakan pakaian model kuno dan menampilkan tari-tarian.
Moberly dan Jourdain mungkin telah tanpa sengaja masuk ke tempat para
tamu ini mengadakan latihan untuk penampilan mereka.
Walaupun
sukar untuk menerima argumen Julian, namun ternyata bukan hanya dia yang
beranggapan seperti ini. Bahkan kalangan peneliti fenomena paranormal
yang tergabung dalam Society for Psychical Research pun
beranggapan kalau kedua wanita itu telah salah menginterpretasikan apa
yang dialami mereka. Misalnya, dari hasil penyelidikan yang mereka
lakukan, ditemukan sebuah peta taman Trianon yang berasal dari tahun
1903 yang jelas menunjukkan kalau memang ada jembatan kecil di tempat
itu.
Mungkin argumentasi yang paling membawa kerusakan besar pada
reputasi kedua wanita itu adalah yang dikemukakan oleh W.H
Salter, seorang penulis, pada tahun 1950. Ia meneliti
surat-surat korespondensi antara Moberly dan Jourdain dengan Society
of Psychical Research dan menemukan kalau banyak deskripsi di
dalam kisah mereka sesungguhnya baru ditambahkan pada tahun 1906 setelah
keduanya melakukan riset mendalam mengenai Petit Trianon. Menurut
Salter, kedua wanita ini mungkin telah membesar-besarkan pengalaman
mereka.
Jadi, apa yang sesungguhnya terjadi pada Moberly dan
Jourdain? Apakah mereka telah membuat sebuah cerita fiksi?
Ataukah
mereka memang mengalami sesuatu yang supranatural di Petit Trianon?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar