posted by: Dunia Andromeda
“MinHo! Kamu giliran pertama!” panggil dokter.
Dengan langkah buru2 mirip orang mau ngambil gajian, MinHo maju ke depan.
“Seandainya sudah keluar dari sini apa yg akan kamu kerjakan?” tanya dokter.
“Saya akan jadi sopir bus!”
“Baik. Seandainya bus yg kamu sopir tiba2 bannya meletus apa yg akan kamu lakukan?”
“Saya akan keluarkan bannya, lalu karet bannya saya iris2 panjang dan saya bawa pulang..
“Kenapa begitu?! Harusnya dibuang trus diganti dgn ban baru? Untuk apa dibawa pulang?!”
“Untuk bikin ketapel…
“Arghh kamu belum sembuh ternyata!”
“Lho kan Mubazir kalo dibuang, lebih ganteng kalo saya bawa pulang!”
Dokter berpikir sebentar. “Iya juga. Baik kalo begitu berarti kamu udah sembuh. Boleh pulang…
Lalu Sudrun ditest berikutnya.
“Sudrun! Seandainya keluar dari sini apa yg akan kamu lakukan?”
“Saya akan berkerja jadi pemulung, Pak!”
“Cuma jadi pemulung?! Alasanmu apa?!”
“Saya terinspirasi MinHo. Daripada barang2 bekas dibuang sia2, lebih ganteng dimanfaatkan diperbarui menjadi barang2 yg berguna…
“Tapi menjadi pemulung tetap aja ga keren tau..
“Tapi saya bukan pemulung sembarang pemulung Pak. Saya pemulung spesialis kondom seken…
“HAH?! Untuk apa?!”
“Kondom tuh kan terbuat dari karet, ya kan Pak? Nah karetnya itu akan saya bikin ketapel…
“KOPLOK! Kamu belum sembuh!” *jejelin plintengan*
Terakhir giliran Poltax.
“Poltax! Kalo kamu keluar dari sini, apa yg akan kamu kerjakan?”
“Berhubung aku sudah baliqh, aku mau nikah saja..
“Hmm bagus! Trus kalo sudah nikah kamu mau ngapain lagi?”
“Ya kalo sudah nikah masuk kamarlah pak, sama bini aku…
“Trus?!”
“Aihmak, pakek nanyak pulak bapak ini. Malu aku Pak..
“Jawab saja! Ini test!”
“Kalok sudah di kamar aku akan buka pakaian istri aku, aku buka juga sempaknya…
“Trus, trus?”
“Habis buka sempaknya trus aku ngambil gunting…
“Hah gunting?! Untuk apa?!
“Aku gunting sempaknya, karetnya aku ambil trus aku bikin ketapel…
“KOPLOK!” Dokter nyaris keselek suntikan. “Kamu juga belum sembuh!”
Akhirnya hanya MinHo yg lulus tes dan dibolehkan pulang. Terang saja Sudrun & Poltax begitu kecewa dgn keputusan itu.
Beberapa hari kemudian.
Di dalam kamar, sambil menonton Animal TV Sudrun dan Poltax tampak uring2an!
“Gila tuh dokter, pilih2 kasih bgt, masa cuma MinHo seorang yg dinyatakan sembuh, cott lah!” maki Sudrun seraya membanting remote!
“Betul! Padahal jawaban kita sama2 ketapel!” sahut Poltax sambil ngemil pecahan remote.
Sementara di layar TV terlihat menayangkan atraksi gajah sedang menunjukan kekuatannya, mengangkat balok kayu, mengobrak-abrik rumah dan mendorong truk sambil salto.
“Gila kuat banget ya belalai gajah?!” koment Poltax.
Sudrun manggut2. “Seandainya kita punya peliharaan seperti itu, pasti mudah bgt kita kabur dari RSJ ga mutu ini! Gajah pasti sanggup menjebol pagar RSJ ini!”
Sedang seru2nya nonton, tiba2 datanglah MinHo ke kamar mereka membawa oleh2 buah semangka.
“Hai kalian, apa kabar?” sapa MinHo, meski sudah menjadi alumni di tempat itu, MinHo masih menyempatkan diri berkunjung menemui kawan2nya.
“Lo datang bukannya bawa makanan, malah bawa bola, mana bolanya lonjong gitu,” kata Sudrun menunjuk semangka di tangan MinHo.
“Ini bukan bola, ini telur!” MinHo menjawab jengkel. “Dasar gila!”
“Telur?!” Poltax melotot ga percaya. “Telur apaan segede itu?!”
“Telur gajah!” sahut MinHo sekenanya!
Takut gilanya kambuh, MinHo cepet2 permisi dari tempat itu.
Sepulangnya MinHo, Sudrun & Poltax terlihat berdiskusi serius!
“Wah ga nyangka temen kita itu baik juga bawaain oleh2 telur gajah,” Sudrun kegirangan.
“Nasib telur ini selanjutnya macam mana? Kita dadar atau goreng?” tanya Poltax.
“Koplok lo! Ini kesempatan emas, telur gajah ini kita erami, ntar kalo udah netas, bayi gajahnya kita rawat sampai gede! Nanti kalo udah gede kita suruh menjebol dinding dan kita kabur dari sini!!” Sudrun menjelaskan penuh semangat!
Poltax tersenyum. “Bah iya pulak!”
Mulai saat itu, buah semangka yg dituduh sebagai telur gajah itu dierami Poltax dan Sudrun secara bergantian. Tertib setiap 6 jam sekali bergiliran mengerami tanpa kenal lelah.
Hingga 5 hari kegiatan itu terus berlangsung. Pas hari ke enam, kebetulan yang mendapat tugas mengerami adalah Sudrun. Ia sudah cukup lelah mengerami selama berhari2, sehingga tanpa sadar ia tertidur di atas buah semangka yg didudukinya. Dan tiba2 buah semangka itu pecah!
Sudrun terlonjak bangun!
“Tax! Telurnya udah netas!!” teriak Sudrun terharu bagai ibu2 baru melahirkan.
“Yg betul kau?!”
“Sumpah! Coba kamu cek gimana keadaannya?”
Dengan sedikit berdebar2, Poltax memasukan tangannya ke dalam sarung Sudrun, tiba2 matanya berbinar bahagia. “Aihmak benar! Kita punya bayi gajah, ini aku sedang pegang belalainya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar