posted by: Dunia Andromeda
Seorang profesor di Universitas Miami, Amerika Serikat, berhasil menciptakan sebuah desain pesawat siluman yang diklaim lebih canggih dan memiliki kecepatan supersonik.
Uniknya, pesawat super ini dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai shuriken, yakni senjata rahasia dengan empat sisi yang menyerupai bintang dan biasa digunakan oleh para ninja di Jepang.
Pembuatan desain ala shuriken itu sendiri bukannya tanpa tujuan. Empat sisi bintang, yang dua diantara lebih panjang dan dua lainnya lebih pendek ini, memang memiliki fungsinya masing-masing.
Dilaporkan oleh Engadget, Seperti yang diketahui, mayoritas pesawat membutuhkan sayap yang lebih panjang agar mendapatkan momentum yang cukup saat lepas landas. Untuk itu pesawat ini akan menggunakan sisi yang lebih panjang sebagai sayap sehingga membuat kapal terlihat lebih lebar.
Dan sebagai kebalikannya, ketika akhirnya pesawat telah mengudara dan mencapai kecepatan supersonik, sayap yang panjang tentu saja menjadi penghambat. Sebagai hasilnya, pesawat itu akan berputar 90 derajat dan menggunakan bagian sayap yang lebih pendek sehingga akan terlihat lebih kurus dibandingkan saat lepas landas.
Uniknya, pesawat super ini dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai shuriken, yakni senjata rahasia dengan empat sisi yang menyerupai bintang dan biasa digunakan oleh para ninja di Jepang.
Pembuatan desain ala shuriken itu sendiri bukannya tanpa tujuan. Empat sisi bintang, yang dua diantara lebih panjang dan dua lainnya lebih pendek ini, memang memiliki fungsinya masing-masing.
Dilaporkan oleh Engadget, Seperti yang diketahui, mayoritas pesawat membutuhkan sayap yang lebih panjang agar mendapatkan momentum yang cukup saat lepas landas. Untuk itu pesawat ini akan menggunakan sisi yang lebih panjang sebagai sayap sehingga membuat kapal terlihat lebih lebar.
Dan sebagai kebalikannya, ketika akhirnya pesawat telah mengudara dan mencapai kecepatan supersonik, sayap yang panjang tentu saja menjadi penghambat. Sebagai hasilnya, pesawat itu akan berputar 90 derajat dan menggunakan bagian sayap yang lebih pendek sehingga akan terlihat lebih kurus dibandingkan saat lepas landas.
Saat lepas landas, pesawat menggunakan sisi sayap yang lebih panjang.
Pengembangan pesawat supersonik ini merupakan karya Dr. Gecheng Zha yang merupakan profesor sekaligus salah satu staf pengajar di Universitas Miami, AS.
Kabarnya pihak NASA sangat tertarik dengan teknologi yang coba dikembangkan oleh Gecheng. Badan antariksa Amerika Serikat itu bahkan telah mengucurkan dana sebesar USD 100 ribu untuk pengembangan dan uji coba. Meski demikian, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk benar-benar mewujudkan kapal cangging ini. Setidaknya hingga beberapa dekade ke depan.
Dan ketika mencapai kecepatan supersonik, ia akan berputas dan menggunakan sisi yang lebih pendek.
Sang pionir, Dr. Gecheng Zha, seorang profesori di Universitas Miami.
Berikut videonya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar