posted by: Dunia Andromeda
National Aeronautics and Space Administration
(NASA) didirikan pada 10 Oktober 1958
oleh presiden Eisenhower. NASA adalah agensi
pemerintah Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas program angkasa
AS dan riset aerospace umum jangka panjang. NASA merupakan organisasi
masyarakat yang melakukan riset bagi sistem ruang angkasa masyarakat
dan militer. Jauh sebelum itu, astronomi di Amerika telah berkembang
dari ratusan tahun lalu. Amerika Serkat adalah negara terbesar yang
menyumbangkan ilmu pengetahuan paling banyak tentang dunia ke
antariksaan. Tak dipungkiri para astronom mereka telah menemukan
banyak penemuan penting dalam sejarah.
Pada
tahun 1929, di observatorium Mount Wilson California, ahli astronomi
Amerika, Edwin Hubble membuat salah satu penemuan terbesar di
sepanjang sejarah astronomi. Ketika mengamati bintang-bintang dengan
teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah
sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini
“bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui,
spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat
cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke
warna merah. Selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari
bintang-bintang cenderung ke warna merah. Ini berarti bahwa
bintang-bintang ini terus-menerus bergerak menjauhi kita. Jauh
sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan
galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama
lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di
mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa
ia terus-menerus “mengembang”.
Agar lebih mudah dipahami, alam semesta dapat diumpamakan sebagai
permukaan balon yang sedang mengembang. Sebagaimana titik-titik di
permukaan balon yang bergerak menjauhi satu sama lain ketika balon
membesar, benda-benda di ruang angkasa juga bergerak menjauhi satu sama
lain ketika alam semesta terus mengembang.
Pada
17 Juli 1969, ketika Neil Armstrong dan Edwin Aldrin berhasil
mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai manusia pertama yang menginjak
permukaan bulan melalui misi Apollo-11. Misi ini dilanjutkan dengan 5
pendaratan lainnya, masing-masing Apollo-12 (November 1969),
Apollo-14 (Februari 1971), Apollo-15 (Agustus 1971), Apollo-16 (April
1972), dan terakhir, Apollo-17 (Desember 1972). Misi Apollo juga
pernah mencatat kegagalan, tepatnya menimpa misi Apollo-13 yang
mengalami kecelakaan (ledakan pada salah satu modulnya). Lewat
tindakan pertolongan yang legendaris, para awaknya dapat kembali
dengan selamat ke Bumi walaupun gagal menjejak ke permukaan Bulan.
Pioneer 10 diluncurkan pada tanggal 2 Maret 1972, dengan Roket
peluncur Atlas/Centaur/TE364-4. Peluncurannya menandai penggunaan untuk
pertama kalinya kendaraan peluncur bertingkat tiga. Roket tingkat
ketiga dibutuhkan untuk meluncurkan Pioneer 10 pada kecepatan 51,810
km/jam yang dibutuhkan untuk terbang ke Jupiter, cukup cepat untuk
mencapai Bulan dalam waktu 11 jam dan melintasi orbit planet Mars dalam
waktu hanya 12 minggu. Hal ini mencatatkan Pioneer sebagai benda
buatan manusia tercepat yang meninggalkan Bumi.
Pioneer 10 mencapai Jupiter pada jarak 130.354 km dari permukaan awan
planet raksasa tersebut pada 3 Desember 1973. Dalam perlintasannya
dengan Jupiter, Pioneer 10 mengirimkan gambar jarak dekat (close-up)
pertama dari planet tersebut. Selepas planet Jupiter, Pioneer 10
diarahkan keluar dari tata surya dengan misi untuk mempelajari partikel
energi dari matahari (juga dikenal sebagai angin surya) dan sinar
kosmis yang memasuki wilayah tata surya kita di galaksi Bimasakti.
Akan halnya Pioneer 11, wahana yang
diluncurkan pada 5 April 1973 tersebut berhasil mengambil gambar
dari bintik merah di permukaan Jupiter yang diperkirakan menandai
lokasi sebuah badai besar yang permanen dalam atmosfer Jupiter pada
tanggal 2 Desember 1974 dan juga berhasil mendeteksi massa dari salah
satu bulan Jupiter, Callisto. Pioneer 11 melanjutkan perjalanannya
menuju Saturnus yang berhasil dicapai pada 1 September 1979 dan
terbang sejauh 21.000 km dari Saturnus serta mengambil gambar jarak
dekat yang pertama dari planet Tersebut.
Selepas Saturnus, Pioner 11 melanjutkan pengembaraannya keluar dari
tata surya hingga pada bulan September 1995 ketika sumber tenaganya
mulai melemah, Pioner 11 tidak dapat lagi melakukan observasi ilmiah
sehingga operasi rutin misinya dihentikan. Saat itu Pioneer 11 berada
pada jarak 6,5 milyar km dari Bumi dimana sinyal radio yang merambat
dengan kecepatan cahaya membutuhkan waktu lebih dari 6 jam sebelum
mencapai bumi, sementara pergerakan bumi tidak dapat dicakup oleh
antena yang ada pada Pioneer 11. Komunikasi dengan Pioneer 11 terhenti
sama sekali pada bulan November 1995.
Wahana tersebut tidak dapat
diarahkan kembali ke Bumi karena kurangnya sumber daya. Tidak diketahui
apakah hingga saat ini Pioneer 11 masih mengirimkan sinyalnya.
Sejauh ini tidak ada rencana untuk melakukan upaya pelacakan.
Misi pertama teleskop antariksa baru milik Badan Antariksa Amerika
Serikat (NASA) mengungkap gas galaksi Bima Sakti yang berkilauan,
bintang berkelip, dan pijar galaksi di kejauhan. Selasa lalu, NASA
merilis metalangit pertama yang diciptakan oleh Fermi Gamma-ray Space
Telescope, yang sebelumnya dikenal dengan nama GLAST. Teleskop itu
dinamai sama dengan pemenang Hadiah Nobel asal Amerika Serikat, Enrico
Fermi, pionir dalam fisika energi tinggi. Teleskop yang dilengkapi dua
instrumen canggih tersebut diharapkan dapat membantu para ilmuwan
menyibak misteri sinar gamma kosmis.
Gambar peta bintang adalah hasil
observasi pertama instrumen itu selama 95 jam, yang memperlihatkan
potensi ilmiah teleskop tersebut. Observatorium sinar gamma NASA yang
lama, Compton, butuh waktu bertahun-tahun untuk menghasilkan peta yang
sama.
Teleskop Fermi dapat memindai seluruh langit
setiap tiga jam. “Pengambilan gambar cepat ini memungkinkan peneliti
memantau sumber yang berubah dengan cepat,” kata NASA dalam
keterangan tertulisnya.Teleskop seberat 4,3 ton itu dilengkapi
perangkat untuk memonitor sinar gamma, bentuk energi cahaya tertinggi,
dari sumber-sumber kosmis. Para ilmuwan berharap hasil pemantauan
sinar gamma tersebut bisa memberi informasi tentang berbagai
peristiwa besar, semisal formasi lubang hitam. Teleskop itu juga
bertujuan memburu petunjuk yang dapat menjelaskan keanehan neutron
bintang bermagnet atau pulsar. Dengan mempelajari foton dan partikel
subatomik jagat raya lainnya, teleskop ini mungkin juga bisa menguak
misteri materi gelap, yang mencakup 25 persen massa di alam semesta
tapi tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Jumlah materi itu jauh
lebih besar dari materi yang terlihat, yang hanya 5 persen.
Sisanya,
yang mencapai 70 persen, dikenal sebagai “energi gelap”, fenomena
yang dipercaya mempercepat perluasan alam semesta. Citra langit Fermi
memperlihatkan gas dan debu dalam hamparan Bima Sakti yang berkilau
dalam sinar gamma, begitu pula Crab Nebula, pulsar Vela dan Geminga
yang bersinar terang. Peta itu juga memperlihatkan titik terang
lainnya sejauh 7,1 miliar tahun cahaya. “Ini adalah 3C 454.3 dalam
Pegasus, sejenis galaksi aktif yang disebut Blazar,” kata NASA.
“Obyek itu kini mengalami episode berpijar yang membuatnya amat
terang.”
Bulan Agustus 1996 lalu, mungkin anda belum lupa, sejumlah peneliti
dari NASA dan tiga universitas terkemuka Amerika Utara mengumumkan
sebuah penemuan yang segera menjadi laporan utama media massa
terkemuka dunia. Sebongkah meteorit dari Planet Mars yang diberi nama
Allan Hills 84001 ternyata mengandung molekul organik PAH (polycyclic
Aromatic hydrocarbon). Molekul ini punya kaitan dengan proses-proses
kehidupan. Di batuan itu juga dipergoki bentuk-bentuk yang “mirip
dengan beberapa macam fosil bakteri filamen” meski berukuran lebih
kecil ketimbang bakteri sejenis yang ditemukan di Bumi.
Tokoh-tokoh penting
1. Gamow, George
(1904-1968) – Seorang ahli astronomi Amerika pendukung teori ledakan
besar (Big Bang). Menurut hitungannya, kira-kira 10% bahan dalam alam
semesta seharusnya adalah Helium yang terbentuk dari Hidrogen selama
terjadinya ledakan besar; pengamatan telah membenarkan ramalan ini.
Ia juga meramalkan adanya suatu kehangatan kecil dalam alam semesta
sebagai peninggalan ledakan besar. Radiasi Latar belakang ini
akhirnya ditemukan pada 1965.
2. Hubble, Edwin (1889-1953)
- Seorang ahli astronomi Amerika yang di tahun 1924 menunjukkan bahwa
terdapat galaksi lain di luar galaksi kita. Selanjutnya ia
mengelompokkan galaksi menurut bentuknya yang spiral atau eliptik. Di
tahun 1929 ia mengumumkan bahwa alam semesta mengembang dan bahwa
galaksi bergerak saling menjauhi denga kecepatan yang semakin tinggi;
hubungan ini kemudian disebut hukum Hubble. Jarak sebuah galaksi dapat
dihitung dengan hukum Hubble bila kecepatan menjauhnya diukur dari
pergeseran merah cahayanya. Menurut pengukuran terakhir, galaksi
bergerak pada 15 km/dt tiap jarak satu juta tahun cahaya. Nama Hubble
kini diabadikan pada sebuah teleskop raksasa di antariksa yang
dioperasikan oleh NASA.
3. Leavitt, Henrietta (1868-1921)
- Seorang ahli astronomi Amerika yang menemukan sebuah teknik penting
dalam astronomi untuk mengukur jarak bintang dengan memakai
bintang-bintang Variabel Cepheid. di tahun 1912 ia menemukan bahwa
kecerlangan rata-rata sebuah Cepheid berhubungan langsung dengan jangka
waktu yang diperlukannya untuk berubah, dengan Cepheid paling
cemelang memiliki periode paling lama. Jadi, dengan mengukur waktu
variasi cahaya sebuah Cepheid, para astronom dapat memperoleh
kecerlangan sebenarnya, dengan demikian jaraknya dari bintang dan
planet lain dapat pula dihitung.
4. Lowell, Percival (1855-1916) – Seorang ahli astronomi Amerika yang
memetakan saluran-saluran di Mars dan percaya tentang adanya
kehidupan di planet tersebut. Dalam tahun 1894 ia mendirikan
observatorium Lowell di Arizona guna mempelajari Mars. Lowell juga
mempercayai adanya planet di seberang Neptunus yang belum ditemukan.
Ia mulai mencarinya di langit dengan bantuan gambar foto. Planet baru
itu, kemudian dinamai Pluto, akhirnya ditemukan oleh Clyde Tombaugh
pada tahun 1930, setelah meninggalnya Lovell. Selain merupakan nama
Dewa penguasa alam kematian (underworld) bangsa Yunani Kuno, dua huruf
awal pada Pluto juga merupakan penghormatan untuk namanya. Namun
demikian, pada bulan Agustus 2006, International Astronomical Union
(IAU) akhirnya resmi mencabut status keplanetan Pluto. Pluto kini
digolongkan sebagai planet kerdil bersama dengan objek-objek Sabuk
Kuiper berukuran besar lainnya.
5. Sagan, Carl (1934-1996) – Seorang ilmuwan Amerika yang dikenal
karena penelitiannya mengenai kemungkinan adanya bentuk kehidupan
diluar planet Bumi. Ia terlibat sebagai peneliti dalam berbagai misi
wahana tak berawak yang diluncurkan oleh NASA, diantaranya adalah misi
Mariner ke planet Venus dan Viking ke planet Mars.
6. Schmidt, Marteen (1929-….) – Seorang ahli astronomi Amerika yang
menemukan jarak-jarak kuasar dalam alam semesta. Di tahun 1963 ia
mula-mula mengukur pergeseran merah dari kuasar C 273 yang ternyata
begitu besar sehingga menurut hukum Hubble ia seharusnya terletak jauh
diluar galaksi kita.
7. Shapley, Harlow (1885-1972) – Seorang ahli astronomi Amerika yang
di tahun 1921 pertama kali menghitung ukuran sebenarnya dari galaksi
kita, dan menunjukkan bahwa Matahari tidak terletak di pusatnya.
Shapley mengajukan gagasannya dari suatu studi mengenai kelompok
globular perbintangan yang tersebar dalam suatu cincin di sekitar
galaksi kita. Dengan mengukur jaraknya dari kecerlangan bintang yang
dikandungnya, ia memperkirakan bahwa galaksi kita kira-kira berdiameter
100.000 tahun cahaya dan bahwa Matahari terletak kira-kira 30.000
tahun cahaya dari pusatnya.
8. Tombaugh, Clyde (1906-1997) – Ahli astronomi Amerika yang pada
bulan Februari 1930 menemukan Pluto dengan mempergunakan gambar-foto
yang diambil di observatorium Lowell. Setelah penemuan Pluto, Tombaugh
melanjutkan survey foto sekeliling langit untuk mencari planet lain
yang mungkin ada, tetapi tidak berhasil menemukan apapun. Pluto
sempat dianggap sebagai planet kesembilan di tata surya hingga status
keplanetannya dicabut oleh IAU pada Agustus 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar