posted by: Dunia Andromeda
Parlemen Denmark baru-baru ini mengesahkan aturan baru, di mana setiap
sekolah diwajibkan untuk memberikan pendidikan agama di luar agama
Kristen. Langkah ini diambil dengan harapan dapat mengurangi prasangka
agama dan radikalisme.
Pemberian materi pendidikan agama di luar Kristen dimulai dari jenjang
pendidikan dasar. Sebelum aturan baru diberlakukan, materi itu diberikan
pada jenjang sekolah tingkat pertama.
Ketua Asosiasi Pendeta Denmark (Den Danske Præstforening), Per
Buchholdt, menyatakan kebijakan itu hanya mengubah fokus subyek masalah.
"Masyarakat kita saat ini sama sekali berbeda. Saya pikir butuh waktu
untuk memahami pentingnya agama dalam kehidupan orang lain dan
masyarakat secara keseluruhan
Ketua Asosiasi Paroki Gereja (Landsforening af Menighedsråd), Inge Lise
Petersen, menilai kebijakan ini perlu mendapat apresiasi. "Tidak salah
dengan hal itu. Akan tetapi, lebih sopan apabila siswa dengan latar
belakang berbeda untuk berpura-pura bahwa mereka tidak ada," ucapnya.
Berbeda dengan kedua koleganya itu, Uskup Keuskupan Fyn (Kresten
Drejergaard) menyatakan begitu banyak prasangka yang muncul. Kebijakan
ini akan memberikan pandangan yang realistis terhadap Islam. Dengan
demikian, ada kesempatan bagi Muslim untuk merasa diakui dan berdiri
sejajar dengan umat agama lain. "Anak-anak tidak akan menjadi Muslim
hanya karena mereka belajar tentang Islam," katanya.
Pemberlakuan aturan itu memang mendorong banyak sekolah untuk segera
mengadopsi kurikulum tentang Islam. Wakil Walikota untuk Integrasi, Anna
Mee Allerslev, berharap akan lebih banyak sekolah yang mengikuti. "Tak
sedikit dari kalangan muda Denmark salah menginterpretasikan tentang
Islam karena mereka mendapatkan banyak pengetahuan tentang agama ini
dari media. Saya telah lama berpikir bahwa kita perlu meningkatkan
pengetahuan anak-anak kita pada Islam," paparnya.
Allerslev menambahkan, kebijakan ini pada akhirnya dapat meningkatkan
integrasi. "Kekristenan tentu saja harus dipertahankan dalam kurikulum.
Tapi saya pikir, agama terbesar kedua kami adalah Islam. Pendidikan
tentang Islam juga membutuhkan fokus. Semakin cepat semakin baik," kata
Allerslev.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar