posted by: Dunia Andromeda
Orang bijak mengatakan, jangan pernah
berbisnis dengan keluarga anda. Bisa saja suatu saat perasaan pribadi
bisa ikut masuk dalam menjalankan perusahaan. Memisahkan antara
kepentingan keluarga dan perusahaan sudah terbukti sangat sulit
dilakukan.
Belum lagi, jika bisnisnya sudah tumbuh pesat,
biasanya tingkat ketegangan antara sesama saudara pemegang kepentingan
makin tinggi. Seperti dikuti dari CNBC, Kamis
(29/2/2012), berikut ini adalah beberapa 'perang' sesama saudara di
perusahaan yang sudah mendunia.
1. Puma dan Adidas
Kakak-adik Adolf dan Rudolf
Dassler mendirikan perusahaan sepatu di ruangan tempat cuci baju di
rumah ibunya, kota Herzogenaurach, Jerman, pada tahun 1924.
Tapi, tak berapa
lama perusahaannya berdiri, terlihat jelas kedua saudara itu punya
sifat yang bertolak belakang. Ketegangan di antara keduanya pun tak
terhindarkan lagi, apalagi memasuki masa Perang Dunia II.
Rudolf yang
dipaksa wajib militer dikirim ke garis depan, setelah berhasil pulang,
ia malah diciduk oleh tentara Amerika dan dipenjara selama satu tahun.
Ia banyak mendengar kabar penangkapannya itu diatur oleh adiknya
sendiri.
Kedua saudara itu pun akhirnya pecah kongsi di 1948.
Rudolf Dassler mendirikan perusahaan yang saat ini dikenal dengan merek
Puma. Sementara Adolf, yang biasa disapa Adi, mematenkan merek Adidas di
1949.
Saking hebatnya perseturuan mereka, bahkan kota
Herzogenaurach pun terbelah menjadi dua, di mana pabrik Adidas dan Puma
berada di sisi kota yang berbeda terpisahkan oleh sungai.
Sampai akhirnya
pada tahun 2009, seiring dengan adanya Global Peace Day in 2009, kedua
pabrik memutuskan untuk bertanding sepakbola. Namun, masing-masing tim
berisikan gabungan karyawan dari dua pabrik tersebut.
Tim hitam
berisikan para direksi dari kedua perusahaan, sementara tim putih
merupakan karyawan biasa. Hasilnya, 7-5 untuk kemenangan tim hitam.
2. Perusahan Hiburan untuk Dewasa Hustler
Dua bersaudara Larry (kiri) dan
Jimmy (kanan ) Flynt berada di pengadilan negeri Ohio pada 19 Januari
lalu untuk keputusan yang bisa menentukan masa depan Hustler. Jimmy
merasa perusahaan tersebut adalah miliknya, seperti yang selama ini
dipegang oleh kakaknya yang lebih dikenal luas sebagai pendiri.
Konflik antara dua saudara ini sudah lama terjadi,
sekitar beberapa tahun yang lalu setelah Larry memecat dua anak Jimmy
dari perusahaan tersebut. Selain itu, Larry juga pernah mengusir Jimmy
dari toko Hustler yang dioperasikannya di pusat kota Cincinnati.
Jimmy pun merespons dengan mengajukan tuntutan ke
pengadilan yang isinya menyatakan, ia juga berhak diikutsertakan dalam
bisnis keluarga tersebut dan berhak atas setengah aset perusahaan
tersebut.
Akan tetapi dalam pernyataan tertulis yang diberikan
Larry kepada pengadilan, menurutnya, Jimmy hanyalah karyawan biasa di
Hustler yang kinerjanya kurang baik. Sampai kini, pengadilan belum
menutup kasus tersebut.
3. Ambani Group dari India
Dua bersaudara paling kaya di
India, Mukesh Ambani (kanan) dan Anil Ambani (kiri) mengakhiri
perseturuan pada 2010 dengan membentuk kesepakatan tidak tertulis atas
konflik yang mereka bangun sendiri.
Sebelumnya, mereka juga sudah
sepakat untuk menyelesaikan konflik yang sudah terjadi bertahun-tahun
itu di Januari 2006 dengan melakukan perjanjian supaya tidak saling
menganggu lini bisnis masing-masing.
Mukesh menjalan Reliance
Industries, dan Anil memimpin Anil Dhirubhai Ambani Group. Reliance
Industries sudah sepakat untuk tidak masuk ke sektor gas untuk listrik
sampai 31 Maret 2022.
Pada tahun di mana mereka memisahkan perusahaan
milik ayahnya, perang harga antara harga jual gas dari Reliance
Industries menghentikan banyak pasokan listrik di sebagian besar India
bagian utara.
Ditambah dengan gagalnya merger antara Reliance
Communications milik Anil Ambani dengan MTN Group dari Afrika Selatan
karena kerjasama itu dihalangi oleh Mukesh Ambani yang mengatakan
penjualan saham di perusahaan saudaranya hanya boleh dibeli oleh
dirinya.
4. Keluarga Gucci
Keluarga Gucci sudah mulai
memproduksi berbagai aksesoris dan pakaian berbahan kulit khas Italia
sejak abad ke lima belas. Akan tetapi, merek Gucci yang paling dikenal
dunia saat ini dipantenkan oleh Guccio Gucci di kota Florence pada 1906.
Kedua anaknya, Aldo dan Rodolfo kemudian mengambil
alih perusahaan keluarga tersebut dan mendorongnya hingga tumbuh dengan
sangat pesat. Sayangnya, skandal keuangan perusahaan yang dilakukan oleh
anggoat keluarga berujung pada konflik yang berkepanjangan.
Konflik tersebut
berujung pada tuntutan ke pengadilan yang dilancarkan oleh Paolo Gucci,
terhadap ayahnya, Aldo, serta beberapa anggota keluarga Gucci lainnya.
Keluarga Gucci juga mengajukan tuntutan balik kepada Paolo yang seorang
desainer supaya tidak menggunakan merek Gucci dalam produk kulit
miliknya. Kedua tuntutan ini berakhir damai di tahun 1980.
Sayangnya,
konflik tersebut tidak menjadikan keluarga Gucci menjadi utuh kembali,
tetapi justru semakin retak dan masing-masing berusaha untuk mengambil
alih perusahaan. Guna mencegah hal itu terjadi, akhirnya keluarg Gucci
sepakat menjual 50% sahamnya di Guccio Gucci S.p.A. ke sebuah oerusahaan
investasi asal Timur Tengah di tahun 1988.
5. Gordon Ramsay
Holdings
Kehidupan pribadi koki terkenal
asal Inggris, Gordon Ramsay, yang dikenal sebagai koki temperamental
dari acara The Hell's Kitchen, menjadi sorotan media pada akhir 2010
ketika ia berseteru dengan mertua laki-lakinya.
Ramsay
memutuskan hubungan profesional dengan mertuanya yang bernama Chris
Hutcheson setelah memecatnya dari jabatan presiden direktur di
perusahaan miliknya, yaitu Gordon Ramsay Holdings, pada bulan Oktober.
Hutcheson yang geram menyebut Ramsay seorang
'monster' yang mencoba membuat anaknya, Tana yang tak lain istrinya
Ramsay, membenci ayahnya sendiri. Ramsay pun membalas melalui keterangan
tertulis dengan menyebuy Chris sebagai 'diktator.'
Konflik ini
menjadi sasaran empuk media Inggris meraup keuntungan besar saat itu.
Hingga akhirnya pada Januari 2011, Ramsay berniat untuk mengakhiri
perseturuan tersebut.
Kepada media lokal ia mengaku sudah berbuat
salah, dan belajar banyak dari kesalahan tersebut. Ia juga memberi pesan
kepada khalayak jangan pernah mencapurkan kepentingan bisnis dengan
keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar