Senin, 22 Oktober 2012

Cia-Cia, Suku Asli Indonesia yang Menggunakan Tulisan Korea Sejak 1443

posted by: Dunia Andromeda

Guys,, Betapa ingin saya untuk  belajar bahasa Korea mungkin ngak sebanding dengan salah satu suku di Indoensia yang ternyata nih menggunakan tulisan Korea kesehariannya. Di Sulawesi tepatnya Korean hallyu juga ikut merajalela disana, nama suku Cia-Cia yang berada di kepulawan Buton, Baubau- Sulawesi Tenggara ternyata telah lama menulis menggunakan tulisan Korea yang sering disebut Hangeul. Jelas kan kalo suku Cia-cia bisa dibilang seperti kampungnya Korea ^^.
Hadoohhh, saya jadi iri banget deh sama suku Cia-cia ini heheheh. Ternyata nih di Baubau ada banyak bahasa di dalamnya, suku Cia-cia menggunakan menggunakan hangeul disetiap tulisannya. Serasa nemuinn masyarakat Korea deh kesannya, sungguh bikin saya penasaran banget ingin berkunjung kesana.  Memang belum terbukti apakah ada kedekatan historis antara suku Cia-cia dengan Korea. Namun kabarnya jaman dulu masyarakat Cia-cia ini dulunya perantau, jadi bukan tidak mungkin pengaruh bahasa  datang dari hasil kebudayan Korea yang dibawa seusai merantau.

Tanpa mengurangi kecintaan terhadap bangsa sendiri, Suku Cia-cia tetap mengguakan bahasa Indonesia dalam komunikasi  sehari-hari. Namun yang uniknya lagi nih pemerintah malah mendukung terhadap budaya ini dan tidak menghapus  kebiasan suku Cia-cia yang menggunakan tulisan Hangeul. Hebat ya… seperti di Jawa timur kita mengenal sebutan “Kampung Inggris” dimana seluruh masyarakatnya menggunakan bahasa inggris, begitupun dengan pedagang kaki limanya. Heheh unik banget kan.
'Suku Cia-Cia'
Suku minoritas dengan jumlah penduduk sekitar 80.000 jiwa, tinggal di pulau Buton, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Sebagai pekerjaan pokok mereka, bertanam jagung, padi dan singkong, sementara beberapa laki-laki menangkap ikan dan membuat kapal. 95% penduduknya menganut agama Islam, tapi agama daerah sendiri juga masih banyak berpengaruh dalam kehidupan mereka. Sekitar 60.000 orang penduduk tinggal di kota Bau-Bau, yang merupakan kota terbesar dan pusat administrasi di pulau Buton. Mereka memiliki bahasa asli Cia-Cia, namun terancam punah karena kekurangan sistem penulisan yang tepat.

'Hangeul'
Suku minoritas memilih Hangeul sebagai sistem alphabet mereka, karena Hangeul dapat dituliskan bahasa asli mereka secara lebih tepat daripada huruf bahasa Indonesia, alphabet Inggris. Setelah bahasa Cia-cia terancam punah, lalu Lembaga riset Hunminjeongum di Korea mengusulkan penerapan Hangeul. Kedua pihak menandatangani Nota Kesepahamanan pada tgl. 21 Juli, 2009. Dalam proses itu, lembaga riset sudah menerbitkan buku pelajaran untuk suku itu untuk belajar bahasa Korea, melanjutkan studi untuk guru berbahasa Korea, membangung pusat Hangeul dll. Satu tahun kemudian sejak penerapan Hangeul itu, pemerintah pusat Indonesia mengesahkannya secara resmi.

Keunggulan Hangeul telah diakui masyarakat internasional. Pada tahun 1997, UNESCO menetapkan Hangeul sebagai harta warisan catatan internasional. Universitas Oxford Inggris sempat menempatkan Hangeul sebagai sistem penulisan paling unggul di dunia. Huruf bahasa Korea, Hangeul, bisa dimasukkan ke komputer 7 kali lebih cepat daripada huruf bahasa Cina atau Jepang, dan juga diakui dalam segi keindahan disain (sumber:Globalisasi sistem abjad Korea, Hangeul’).

Nih, buat kalian yang ingin belajar Hangeul, ngak ada salahnya juga untuk berkunjung ke Baubau, Sulawesi Tenggara terus nemuin suku Cia-cia  deh untuk belajar dan berkomunikasi bahasa Korea. Gimana, ide yang bagus kan?.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...