Senin, 27 Februari 2012

MELUNCUR ALA FLYING FOX DAN MENANTANG KEMATIAN DEMI KOKAIN

posted by: Dunia Andromeda
Anda yang terkenal pemberani, pasti berpikir dua kali jika ditantang menyebrangi lembah Yungas di Bolivia. Jika melihat alat penyeberangan di lembah ini , maka flying fox ala Bolivia ditujukan pada anda yang sangat(sangat) nekat. Meluncur seperti permainan flying fox menyeberangi lembah Yungas di ketinggian 200 meter dengan peralatan meluncur seadanya dan tanpa pengaman standar sama sekali.
Cukup dengan katrol berjalan dan karung sebagai pengikat diri pada katrol, maka anda pun siap meluncur keseberang bukit.

Kawat baja yang membentang membelah lembah Yungas digunakan oleh petani setempat sebagai sarana transportasi menyeberangi lembah menuju perkebunan pohon koka. Pohon koka adalah sebagai bahan baku utama dari narkotika, Kokain.
Melintasi kawat baja dengan katrol akan menyingkat waktu sangat banyak ketimbang harus berjalan menuruni lembah, menyeberangi sungai di jembatan dan kembali naik di sisi bukit seberang. Jika dengan meluncur di kawat baja, mereka hanya menempuh perjalanan 30 detik, sedangkan dengan berjalan hingga satu jam, dan tentunya sudah kehabisan tenaga.
Salah seorang petani koka malah mengatakan jika mereka meluncur di kawat baja itu seperti terbang dan mereka sangat percaya peralatan seadanya itu sangat kuat dan aman untuk membawa beban. Para petani dijuluki ‘orang-orang terbang di Lembah Yungas’. Mereka pun makan daun koka sebelum bekerja untuk penambah stamina dan menghilangkan kelelahan. Daun koka biasanya dijual setelah dipanen tiga karung tanaman / 25 kg dengan harga 700 Bolivianos, atau $ 180. Sebagian besar tanaman berakhir di laboratorium pedagang obat bius di Amerika Selatan dan menjadi Kokain.
Petani Don Ignacio, 72, adalah salah satu penggagas ide menyeberangi dengan meluncur di kawat baja. Ia menetap di lembah Yungas beberapa tahun lalu. Dan bertani koka di perkebunan sisi lain lembah. Saat itu Ignacio berpikir memiliki system katrol dan kabel. Kemudian dia membeli kawat baja dan katrol untuk dibentangkan di kedua sisi lembah. Dari beberapa kawat baja yang sudah berusia 20 tahun tampak mengendur. Namun buat mereka yang menyeberang, kawat baja itu masih sangat aman. Kini ada 20 kawat baja melintasi lembah diketinggian 200 meter dari permukaan sungai dibawah.

Walaupun diklaim aman menyeberangi lembah dengan meluncur di kawat baja, ada beberapa orang yang tidak ingin mengambil resiko itu. Seperti seorang wanita bernama Maria yang lebih memilih berjalan kaki menuruni lembah karena trauma atas kecelakaan yang menimpa suaminya terjatuh saat meluncur akibat kehilangan keseimbangan.

Saat ini koka diperbolehkan ditanam di Bolivia. Koka sendiri sudah digunakan oleh penduduk asli Bolivia sebagai obat melawan kelelahan, menambah stamina dan mengatasi ketakutan akan ketinggian. Petani koka sendiri tidak berhenti berjibaku dengan maut setiap kali menuju perkebunannya. Setelah panen daun koka mereka harus menjual daun koka ke pasar Fatima Villa di La Paz, , satu-satunya tempat di Bolivia dimana petani koka diperbolehkan untuk menjual hasil panen mereka. Untuk mencapai kota La Paz mereka harus membawa hasil panennya dengan 5 jam perjalanan menggunakan bus melintasi jalan ‘el Camino de la Muerte’, atau jalan kematian.

Coca telah menjadi tanaman utama di Lembah Yungas karena harga kopi runtuh. 30 persen lebih menguntungkan dan dapat dipanen tiga kali setahun. Daun koka telah dibudidayakan sejak dahulu oleh suku Inca dan sering dikunyah oleh penduduk setempat untuk mengatasi kelelahan.

Pemerintah sebelumnya telah menerapkan peraturan tentang pertanian koka sehubungan dengan perdagangan obat-obatan tetapi hukum pelarangan koka dicabut pada tahun 2005. Meskipun ada upaya untuk mengontrol penjualan daun koka, namun diperkirakan sepertiga dari semua hasil daun koka yang dijual berakhir di laboratorium pedagang kokain.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...