posted by: Dunia Andromeda
Cukup dengan katrol berjalan dan karung sebagai pengikat diri pada katrol, maka anda pun siap meluncur keseberang bukit.
Kawat baja yang membentang membelah lembah Yungas digunakan oleh petani
setempat sebagai sarana transportasi menyeberangi lembah menuju
perkebunan pohon koka. Pohon koka adalah sebagai bahan baku utama dari
narkotika, Kokain.
Melintasi kawat baja dengan katrol akan menyingkat waktu sangat
banyak ketimbang harus berjalan menuruni lembah, menyeberangi sungai di
jembatan dan kembali naik di sisi bukit seberang. Jika dengan meluncur
di kawat baja, mereka hanya menempuh perjalanan 30 detik, sedangkan
dengan berjalan hingga satu jam, dan tentunya sudah kehabisan tenaga.
Salah seorang petani koka malah mengatakan jika mereka meluncur di
kawat baja itu seperti terbang dan mereka sangat percaya peralatan
seadanya itu sangat kuat dan aman untuk membawa beban. Para petani
dijuluki ‘orang-orang terbang di Lembah Yungas’. Mereka pun makan daun
koka sebelum bekerja untuk penambah stamina dan menghilangkan
kelelahan. Daun koka biasanya dijual setelah dipanen tiga karung
tanaman / 25 kg dengan harga 700 Bolivianos, atau $ 180. Sebagian besar
tanaman berakhir di laboratorium pedagang obat bius di Amerika Selatan
dan menjadi Kokain.
Petani Don Ignacio, 72, adalah
salah satu penggagas ide menyeberangi dengan meluncur di kawat baja. Ia
menetap di lembah Yungas beberapa tahun lalu. Dan bertani koka di
perkebunan sisi lain lembah. Saat itu Ignacio berpikir memiliki system
katrol dan kabel. Kemudian dia membeli kawat baja dan katrol untuk
dibentangkan di kedua sisi lembah. Dari beberapa kawat baja yang sudah
berusia 20 tahun tampak mengendur. Namun buat mereka yang menyeberang,
kawat baja itu masih sangat aman. Kini ada 20 kawat baja melintasi
lembah diketinggian 200 meter dari permukaan sungai dibawah.
Walaupun
diklaim aman menyeberangi lembah dengan meluncur di kawat baja, ada
beberapa orang yang tidak ingin mengambil resiko itu. Seperti seorang
wanita bernama Maria yang lebih memilih berjalan kaki menuruni lembah
karena trauma atas kecelakaan yang menimpa suaminya terjatuh saat
meluncur akibat kehilangan keseimbangan.
Saat ini koka diperbolehkan ditanam di Bolivia. Koka sendiri sudah
digunakan oleh penduduk asli Bolivia sebagai obat melawan kelelahan,
menambah stamina dan mengatasi ketakutan akan ketinggian. Petani koka
sendiri tidak berhenti berjibaku dengan maut setiap kali menuju
perkebunannya. Setelah panen daun koka mereka harus menjual daun koka
ke pasar Fatima Villa di La Paz, , satu-satunya tempat di Bolivia
dimana petani koka diperbolehkan untuk menjual hasil panen mereka.
Untuk mencapai kota La Paz mereka harus membawa hasil panennya dengan 5
jam perjalanan menggunakan bus melintasi jalan ‘el Camino de la
Muerte’, atau jalan kematian.
Coca telah menjadi tanaman utama di Lembah Yungas karena harga kopi
runtuh. 30 persen lebih menguntungkan dan dapat dipanen tiga kali
setahun. Daun koka telah dibudidayakan sejak dahulu oleh suku Inca dan
sering dikunyah oleh penduduk setempat untuk mengatasi kelelahan.
Pemerintah sebelumnya telah menerapkan peraturan tentang pertanian koka
sehubungan dengan perdagangan obat-obatan tetapi hukum pelarangan koka
dicabut pada tahun 2005. Meskipun ada upaya untuk mengontrol penjualan
daun koka, namun diperkirakan sepertiga dari semua hasil daun koka yang
dijual berakhir di laboratorium pedagang kokain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar