posted by: Dunia Andromeda
Johannesburg, Agar efeknya bisa
maksimal, obat-obat Antiretro Viral (ARV) untuk HIV tidak dianjurkan
diminum saat perut kosong. Namun seorang pasien di Afrika Selatan
terlalu miskin untuk beli makan dan terpaksa mengisi perut dengan
kotoran sapi.
Pasien yang malang ini adalah
Sibongile Khumalo (45 tahun), ibu 4 anak yang tidak punya pekerjaan dan
menggelandang di Tin Town, Provinsi KwaZulu-Natal. Sejak 5 tahun lalu,
ia didiagnosis mengidap infeksi mematikan, Human Imunnodeficiency Virus
(HIV).
Untuk bisa bertahan hidup, ia
harus mengonsumsi obat-obat ARV secara rutin. Masalahnya, dokter
menganjurkan agar obat-obat ini tidak dikonsumsi dalam kondisi perut
kosong sementara kondisi ekonomi Khumalo terlalu miskin untuk bisa beli
makan.
Apa boleh buat, perempuan ini
setiap hari mengumpulkan kotoran sapi untuk dikeringkan. Kotoran yang
sudah kering ini kemudian dimakannya untuk mengisi perut, sekedar
memenuhi 'syarat' supaya bisa minum ARV karena hidup matinya memang
tergantung pada obat tersebut.
"Saya harus makan, tidak ada
pilihan lain, saya bisa mati kalau tidak begini. Saya tidak bisa minum
obat ARV kalau perut saya kosong. Sudah sejak setahun terakhir saya
bertahan hidup dengan cara ini," kata Khumalo seperti dikutip dari
Dailymail, Selasa (28/2/2012).
Meski sudah menjadi pengidap
HIV sejak 5 tahun terakhir, Khumalo baru setahun harus benar-benar
berhadapan dengan kemiskinan yang begitu parah. Ia tidak punya
penghasilan apapun sejak kehilangan pekerjaannya sebagai pembantu rumah
tangga dengan gaji sekitar Rp 65 ribu/hari.
Khumalo juga tidak bisa
berharap pada jaminan sosial, karena sebagai gelandangan ia tidak punya
tempat tinggal permanen apalagi kartu tanda penduduk. Dan menurut
laporan The Sunday Times, ada ratusan warga miskin lainnya di Afrika
Selatan yang bernasib seperti Khumalo.
Mengganti makanan dengan
kotoran sapi jelas bukan solusi yang tepat jika tujuannya supaya bisa
minum obat. Dr Dave Spencer, pakar HIV dari Right to Care yang bertugas
di Johannesburg mengatakan Khumalo justru menghadapi risiko lain yang
sama fatalnya.
"Kotoran sapi mengandung
bakteri dan kuman yang berbahaya bagi manusia. Memakan kotoran sapi
tidak akan menolong pengobatan HIV, malah kandungan bakteri berbahaya
dari perut binatang seperti E coli bisa memicu berbagai penyakit
diare," kata Dr Spencer.
Dibanding negara lain di dunia,
Afrika Selatan termasuk wilayah yang paling banyak memiliki jumlah
pengidap HIV yakni mencapai 17 persen atau sekitar 6 juta orang yang
terinfeksi. Kemiskinan dan gizi buruk merupakan faktor utama yang
menyumbang kematian akibat HIV di wilayah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar