posted by: Dunia Andromeda
Sejumlah diktator yang sempat mengacaukan dunia selama beberapa dekade
terakhir, ternyata memiliki hati lembut dikala menulis surat cinta
kepada orang yang mereka sayangi.
Hal itu terkuak dalam buku berjudul "Love Letters of Great Man", yang
merupakan hasil karya John Kirkland, seorang penulis sejarah.
"Saya menemukan bahwa hampir semua orang besar sangat bergairah, dan
secara alami dapat membuat mereka menuju atas dalam kehidupan pribadi
mereka," ujar John, seperti dikutip dari CNN. "Kebenaran lainnya yang
saya temukan adalah bukan ide yang baik berhubungan dengan seorang
diktator," lanjutnya.
Salah satu surat cinta yang diungkap oleh John dalam bukunya adalah,
surat cinta yang dituliskan oleh ditaktor asal Uni Soviet (Rusia kala
itu), Joseph Stalin, kepada istrinya, Nadya Stalin.
Pada bulan Juni 1930, Stalin sedang sibuk membenahi perekonomian Uni
Soviet, yang berimbas diasingkannya jutaan orang, dan bencana kelaparan.
Nantinya, ia merencanakan akan mennghabisi jutaan rakyat Uni Soviet.
Dalam suatu waktu, ia menderita sakit kepala hebat, yang membuatnya
harus menjalani perawatan di Jerman. Jauh dari kampung halamannya,
terutama istrinya, Stalin bersurat kepada istrinya, dimana ia
menggambarkan kerinduannya kepada belahan hatinya.
"Aku sangat merindukanmu Tatochka (nama panggilan Nadya).... aku
kesepian seperti seekor burung hantu bertanduk," katanya.
Ditaktor Italia, Benito Mussolini, juga memperlihatkan gairah yang sama
dengan Stalin. Kepada kekasihnya Ida Dalser, ahli kecantikan yang
beberapa sumber mengatakan adalah istri pertamanya, ia menulis betapa ia
bahagia bisa bersama-sama.
"Betapa saya bahagia memiliki kamu bersama saya, hari ini, sementara
kereta berpacu bersama di bawah langit tak berawan, melalui pedesaan
menampilkan semua rayuan melankolis musim gugur, menuju Kota Roma yang
indah. Di hadapan saya, matahari terbenam terbakar cakrawala dari tujuh
bukit Kota Abadi," tuturnya.
Sementara ditaktor lainnya, Napoleon Bonaparte, dalam suratnya kepada
istrinya, Josephine de Beauharnais, meminta untuk menemaninya ke medan
perang untuk berbulan madu. Surat itu ditulisnya saat ia tengah memimpin
perang di perbatasan Prancis dan Italia di bulan April 1796.
"Saya sudah menerima surat kamu pada tanggal 16 dan 21, ada banyak
hari-hari ketika kamu tidak menulis, apa yang kamu lakukan? Saya tidak
cemburu, tapi kadang-kadang khawatir, segera datang kemari, aku
memperingatkan kamu, jika kamu menunda, kamu akan menemukan saya sakit
kelelahan, dan ketidakhadiran kamu disisiku terlalu lama," tulisnya.
"Suratmu merupakan kebahagiaan buat aku, dan hari-hari bahagia di
hidupku tidak terlalu banyak. Tapi kamu akan datang, bukan? Kamu akan
berada di sini di sampingku, dalam pelukanku? Di dadaku dan di mulut
saya? Ambillah sepucuk sayap, dan kemarilah! Ciuman pada jantung Anda,
dan satu jauh lebih rendah ke bawah, jauh lebih rendah!".
Di tahun 1814, koalisi negara-negara menginvasi Perancis. Napoleon
terjun ke medan perang, dan menderita kekalahan. ia kemudian diasingkan.
Dalam pengasingannya ia membaca surat kabar dan menemukan kekasihnya
telah meninggal dunia akibat penyakit flu. Napoleon merasa terpukul
dengan informasi itu, dan selama dua hari ia mengunci dirinya di dalam
kamar selama dua hari.
Selama sisa hidupnya, ia mengenakan liontin di lehernya yang berisikan
bunga violet kecil yang dipetik disebuah kebun bunga, ketika ia tengah
berjalan-jalan bersama Josephine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar