posted by: Dunia Andromeda
Konon di
hutan Kalimantan yang misterius, para penduduk sekitar menceritakan
mengenai adanya ular yang biasa terbang dan hinggap di kepala manusia
untuk menyantapnya. Di Lombok, ada kisah mengenai ular Berare yang
disebut-sebut juga sebagai ular terbang. Apakah makhluk yang disebut
ular terbang hanya sebuah mitos ataukah memang ada di dunia nyata ?
Ular terbang ternyata bukan sekedar mitos.
Makhluk ini juga telah terdokumentasi dengan baik oleh dunia sains.
Namun pada awal penampakannya, bahkan para zoologyst asingpun tidak
dapat mempercayainya. Sebenarnya
ular ini tidak benar-benar terbang, namun nama ini telah melekat pada
hewan yang satu ini selama lebih dari 100 tahun.
Laporan
mengenai ular
terbang di Indonesia pertama kali diceritakan oleh para Misionaris
asing yang bekerja di Sumatera.
Pada suatu hari di tahun 1833,
seorang sesepuh penduduk lokal di Sumatera mendatangi dua misionaris
barat yang sedang bekerja di sana untuk menceritakan pengalaman anehnya.
Sesepuh
yang bernama Tam Basar itu bersumpah bahwa ia dan para penduduk lainnya
pernah melihat ular yang sedang terbang di udara. Takut dengan bahaya
yang mungkin ditimbulkannya, mereka segera membunuh ular itu sesaat
setelah mendarat di dekat mereka.
Kedua misionaris barat itu
tidak begitu saja mempercayai kisah itu. Namun Tam Basar bersikeras
bahwa ia menceritakan hal yang sesungguhnya. Ia juga menambahkan bahwa
ular itu memiliki panjang sekitar 1,2 meter dan tidak memiliki sayap.
Satu
tahun kemudian, pada Januari 1834, salah satu diantara misionaris
tersebut, NM Ward, sedang berjalan melewati hutan dekat sungai Pedang
Bessie, sekitar 1,6 km dari lokasi dimana Tam basar melihat ular
terbang.
Ia dan teman seperjalanannya berhenti sebentar untuk
mempelajari sebuah pohon tinggi di dekat situ. Ketika mereka melihat ke
atas, mereka begitu terkejut karena melihat seekor ular yang sedang
terbang, persis seperti yang diceritakan oleh Tam Basar. Ular itu
terlihat bergerak dengan cepat di udara di bawah pohon tempat mereka
berdiri.
Ward kemudian menceritakan pengalamannya dalam surat
kabar "Missionary Herald" edisi Maret 1841. "Dengan demikian, aku
menjadi yakin dengan adanya ular
terbang. Para penduduk lokal yang mengenal wilayah hutan di situ juga
mengetahui fakta ini dengan jelas." Katanya.
Walaupun
kedengarannya aneh, namun sekarang kita bisa mengetahui bahwa di Asia
Tenggara paling tidak ada lima spesies "ular terbang". Ular-ular
tersebut sebenarnya tidak terbang, melainkan meluncur atau melompat dan
keberadaan ular ini bahkan sudah dibuktikan dengan beberapa foto dan
rekaman video.
Di bawah ini adalah ular terbang jenis Chrysopelea
Pelias :
Di bawah ini adalah ular terbang jenis Chrysopelea Ornata :
Dibawah ini adalah foto ular terbang dari
jenis Chrysopelea Paradisi yang terlihat di Singapore ketika sedang
meluncur di langit :
Ini adalah foto ular terbang dari jenis
Chrysopelea Paradisi ketika sedang take off. Tubuhnya yang membentuk
huruf S membantunya untuk memberikan daya dorong yang lebih kuat :
Ular-ular jenis Chrysopelea ini termasuk
ular yang memiliki bisa. Namun bisa racun pada ular jenis ini tidak
mematikan bagi manusia.
Jadi
misteri ular terbang Indonesia sebenarnya sudah tersingkap dengan
jelas. Hewan ini benar-benar ada dan hidup sampai sekarang. Bahkan bukan
hanya di Indonesia, melainkan juga di negara Asia dan Amerika.
Namun
soal ular di Kalimantan yang katanya menyantap kepala orang, hmm...saya
tidak tahu pasti.
Walaupun cerita ini singkat, tapi menambah
pengetahuan kan ? :p
(forteantimes.com, flyingsnake.org)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar