posted by: Dunia Andromeda
Selembar foto yang diperkirakan berusia 150 tahun ditemukan di sebuah
loteng di North Carolina. Foto ini merekam anak laki-laki muda berkulit
hitam bernama John. Ia bertelanjang kaki dan mengenakan pakaian
compang-camping. Ia terlihat duduk disebelah lelaki muda berkulit hitam
lainnya yang belum diketahui identitasnya.
Ahli seni sejarah, Will Stapp, percaya ini merupakan foto pada masa
perang sipil yang sangat jarang ditemukan. Mereka kemungkinan adalah
budak berkulit hitam yang belum mendapatkan emansipasi pada waktu itu.
'Ini adalah bagian dari sejarah Amerika saat masa sulit dan
menyedihkan,” ujarnya. Foto dua lelaki muda berkulit hitam itu adalah
korban sejarah Amerika kala itu.
Pada April, foto itu ditemukan telah dijual di Charlotte. Foto ini juga
disertai dengan dokumen yang menjelaskan John dijual dengan harga 1.150
dolar. Harga ini bukan jumlah yang kecil di tahun 1854 untuk seorang
budak.
Keya Morgan katanya membayar 30 ribu untuk album foto termasuk foto
anak-anak muda dan beberapa foto keluarga. Ia juga membayar 20 ribu
dolar untuk dokumen penjualannya. Morgan mengatakan, sebuah potret
anak-anak yang menjadi budak sangat jarang ditemukan dan termasuk
langka. 'Saya membeli banyak barang sepanjang waktu, tetapi ini (foto
budak) mengejutkan saya,' kata dia.
Yang membuat foto ini lebih menarik adalah adalah beberapa ahli seni
mengatakan foto itu diciptakan oleh studio fotografi Mathew Brady,
seorang fotografer terkenal abad ke-19. Ia dikenal sering memotret
tokoh-tokoh sejarah seperti Presiden Abraham Lincoln dan Konfederasi
Jenderal Robert E Lee.
Stapp mengatakan foto itu mungkin tidak diambil oleh Brady sendiri tapi
oleh Timothy O'Sullivan, salah satu pekerja magang studio fotografi
Brady. O'Sullivan mengambil banyak foto yang menggambarkan kekacauan
akibat Perang Sipil. Pada 1862, O'Sullivan terkenal sering memotret
sekelompok budak yang pertama dibebaskan setelah Lincoln mengeluarkan
Proklamasi Emansipasi.
Harold Holzer, seorang penulis buku-buku tentang Lincoln mengatakan foto
tersebut beredar di North Carolina untuk menggalang dukungan agar
persatuan tercapai saat perang saudara terjadi. Holzer bekerja sebagai
administrator di Metropolitan Museum of Art. Ia mengatakan, sebagian
besar foto menggambarkan budak dewasa yang telah dipukuli atau dicambuk.
Oleh karena itu, lanjutnya, foto dua anak laki-laki itu lebih ‘halus’.
Hal itu juga mungkin menjadi alasan mengapa foto itu tidak banyak
beredar dan tidak dipublikasikan untuk waktu yang begitu lama. 'Bagi
saya, itu seperti gambar bergerak dan menakjubkan,' tutur dia.
Ron Soodalter, seorang penulis dan anggota dewan direksi di Abraham
Lincoln Institute di Washington DC, mengatakan foto itu menggambarkan
realitas perbudakan. 'Saya pikir gambar ini menunjukkan bahwa institusi
perbudakan tebang pilih,” kata Soodalter yang telah menulis beberapa
buku tentang perbudakan modern dan bersejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar