posted by: Dunia Andromeda
Kantor berita Reuters hari Kamis memberitakan
bahwa Gina Rinehart bisa segera menjadi perempuan terkaya dunia setelah
mendapatkan kekayaan sebesar 18 miliar dollar AS dari investasi
tambang dan media, menurut majalah "Forbes" dalam daftar paling akhir orang terkaya di
Australia.
Siapakah orang Australia yang kini merupakan perempuan terkaya Asia Pasifik dan dalam perjalanan menjadi perempuan terkaya dunia itu? Nama dan wajahnya tidak familier bagi publik karena dia memang menghindari sorotan media massa.
Menurut sebuah artikel di Sydney Morning Herald, Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip Oktober lalu menghadiri sebuah pesta kebun di Government House di Perth dan berkeliling menyapa yang hadir. Pangeran Philip berhenti untuk berbincang dengan seorang perempuan setengah baya yang mengenakan topi hitam dengan pinggiran lebar. Suami ratu itu ingin tahu dengan siapa dia berbicara dan menanyakan mengapa dia ada dalam daftar tamu. Perempuan itu pun menjawab, dia sekadar rakyat biasa.
Pangeran Philip bertanya lagi. Namun, perempuan itu tetap merendah dan menolak mengatakan mengapa dia ada di sana. Pangeran Philip berkomentar, mungkin karena perempuan itu punya topi paling besar di Australia Barat. Keduanya pun tertawa.
Perempuan bertopi lebar itu adalah Gina Rinehart yang menurut majalah Forbes berada pada peringkat ke-19 perempuan paling berkuasa di dunia—30 peringkat di atas Ratu Elizabeth II, dengan kekayaan yang jauh lebih daripada Ratu Inggris itu, dengan kekayaan bersih sekitar 10 miliar dollar AS.
Menurut Reuters,
kekayaan perempuan pengusaha pertambangan berusia 57 tahun itu berlipat
hampir dua kali setelah sebuah kesepakatan ditandatangani bulan lalu,
yang akan membuat raksasa baja Korea
Selatan, POSCO, mengambil 15 persen bagian dalam tambang bijih besi
Roy Hill miliknya di daerah penghasil besi Pilbara, Australia Barat.
Berdasarkan
kesepakatan itu, proyek tersebut bernilai 10 miliar dollar AS,
meningkatkan kekayaan Rinehart secara dramatis.
Dalam beberapa
tahun mendatang, Rinehart juga mempunyai rencana memperluas operasi
bijih besinya dan mengembangkan dua tambang batubara.
Kalau
harga komoditas bertahan, Rinehart bisa mengancam kedudukan Christy
Walton, yang bernilai 24,5 miliar dollar AS, sebagai perempuan terkaya
dunia, menurut Forbes.
Christy Walton adalah janda John Walton,
salah seorang putra Sam Walton, pendiri jaringan toko ritel Wal-Mart.
Untuk sementara ini,
Rinehart harus merasa puas sebagai perempuan terkaya wilayah Asia
Pasifik berdasarkan perhitungan Forbes.
"Putri Pilbara"
Rinehart,
yang terlahir sebagai Georgina Hope Hancock, adalah putri dari Lang
Hancock, jutawan pertambangan yang dianggap sebagai penemu endapan
raksasa bijih besi pada tahun 1950-an yang kini menjadi basis ekspor
terbesar Australia.
China saja bergantung pada bijih besi
Australia untuk hampir setengah dari impornya dari bahan pembuat baja
itu. Jepang, Korea Selatan, serta Taiwan juga pembeli besar.
Bijih
besi ditambang dari lubang- lubang raksasa mirip situs ekskavasi yang
ditemukan di daerah Pilbara, kawasan seluas 500.000 kilometer persegi,
yang merupakan sumber bijih besi terbesar di dunia.
Dikenal
sebagai "Putri Pilbara" karena dia anak perempuan Hancock yang dikenal
sebagai "Raja Pilbara", Rinehart juga membangun pengaruh di beberapa
perusahaan media terbesar Australia. Pekan ini Rinehart menjadi pemegang
saham terbesar di Fairfax Media, perusahaan surat kabar, digital, dan radio. Dia juga memegang
10 persen saham di perusahaan saingan, Ten Network Holdings.
Rinehart baru berusia 19 tahun
ketika menikah dengan Greg Milton, pemuda Inggris yang waktu itu
bekerja di sebuah toko perkakas milik Hancock, tahun 1973. Milton
kemudian mengubah namanya menjadi Hayward.
Bersama, mereka mempunyai dua anak, John dan Bianca. Perkawinan itu
tidak bertahan. Rinehart dan Hayward berpisah tahun 1979 dan bercerai
tahun 1981.
Tahun 1983, Gina menikah dengan seorang pengacara
pajak Amerika Serikat yang jauh lebih tua dari dia, Frank Rinehart,
yang berusia 57 tahun. Mereka mempunyai dua anak, Hope dan Ginia. Frank
meninggal tahun 1990.
Sebagai anak tunggal Lang Hancock, Gina
dari kecil menyadari bahwa suatu hari dia akan menguasai kawasan luas
kaya bahan tambang itu. "Apakah dia sekeras Anda?" tanya seorang
wartawan suatu kali kepada Hancock, yang menjawab, "Oh, lebih keras,
jauh lebih keras."
Hubungan Gina dan ayahnya yang sangat dekat
sempat memburuk saat sang ayah menikahi perempuan yang jauh lebih muda
setelah ibu Gina meninggal. Hubungan mereka membaik sebelum ayahnya
meninggal.
Kekerasan Gina menimbulkan pertengkaran dengan tiga
anaknya yang ingin menikmati warisan kakek mereka, dengan menyingkirkan
Gina dari posisi pengawas dana warisan yang dibentuk oleh Lang Hancock
untuk empat cucunya. Ginia, yang bungsu, memihak ibunya.
"Yang
saya inginkan adalah mengembangkan perusahaan keluarga," kata putranya,
John, hampir 10 tahun lalu. Tetapi, katanya, ibunya tak mau menyerahkan
sedikit pun kontrol atas perusahaan keluarga itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar