posted by: Dunia Andromeda
Lebih baik pilih
komentar-komentar netral dan positif.
Perut teman perempuan yang membuncit memang mengundang keinginan untuk
mengomentari atau bertanya apakah ia hamil.Namun, tak hanya perempuan belum hamil yang bisa tersinggung dengan
komentar-komentar tentang bentuk perut, ibu hamil pun bisa tersinggung
dengan ucapan orang yang salah seputar perutnya (dan bentuk badannya).
Berikut ini komentar-komentar yang tak ingin didengar perempuan berkait
kehamilan menurut The Mommy Docs, yang terdiri dari Yvonne Bohn, MD,
Alane Park, MD, and Allison Hill, MD, tiga dokter kandungan yang menulis
buku The Mommy Docs' Ultimate Guide
to Pregnancy and Birth.
"Yakin yang di perut bukan anak
kembar?"
Adalah hal yang menyebalkan bagi seorang yang tidak hamil dikomentari
mengenai bobot tubuhnya yang terlihat bertambah, begitu pun ibu hamil.
Meski sudah pasti akan bertambah, ibu hamil pun akan sebal dikomentari
seputar kenaikan berat badannya.
"Perempuan hamil akan mengalami kenaikan berat badan, tetapi berbeda
jumlahnya bagi setiap perempuan," kata dr Bohn.
Perempuan hamil bisa sangat sensitif mengenai penambahan berat badan,
terutama bila mereka sedang merasa tidak dalam kondisi menarik.
Ketiga dokter ini menyarankan, bila ingin mengomentari penampilan
perempuan yang sedang hamil, disarankan untuk mengungkap hal-hal positif
saja, seperti, "Kamu terlihat segar".
"Kok, kurus banget? Nggak terlihat
sedang hamil. Nggak sehat, nih!"
Setiap perempuan mengalami peningkatan berat badan yang berbeda-beda
saat hamil. Perempuan hamil yang terlihat kurus bisa saja sebenarnya
dalam keadaan sangat sehat, dan ia pasti kesal dikomentari semua orang
untuk terus makan.
"Hanya dokter kandungan yang dipilih si calon ibu yang bisa mengetahui
apakah berat badan si ibu dalam kadar sehat atau tidak," kata dr Bohn.
Sekali lagi, dari pada menyakiti perasaan orang lain, urungkan niat
untuk mengomentari kelebihan atau kekurangan berat badan seseorang.
"Kecewa ya, anaknya
perempuan/laki-laki?"
Memang, bagi kebanyakan orang, mendapatkan sepasang adik-kakak berbeda
jenis kelamin adalah sebuah impian. Namun, tidak semua orangtua (calon
orangtua) ingin seperti itu.
Jadi, pertanyaan apakah si ibu kecewa anak keduanya berjenis kelamin
sama dengan anak pertamanya adalah hal yang tak menyenangkan.
"Saya tidak bisa mengerti saat mendengar orang bertanya hal semacam ini.
Kebanyakan pasien saya hanya ingin bayi yang sehat, apa pun jenis
kelaminnya," kata dr Park.
"Kamu akan pakai program ASI, kan?"
Dari segi kesehatan, ASI adalah makanan terbaik untuk kesehatan dan
perkembangan bayi. Namun, keputusan untuk memberikan ASI adalah hak ibu
dan ayah si anak untuk menentukan, dan mereka tak perlu menjelaskan
kepada semua orang alasan pemilihan keputusan itu.
Ditekankan dr Park, ada kondisi-kondisi tertentu, seperti masalah
kesempatan dan kondisi kesehatan yang membuat seorang ibu sulit
memberikan ASI.
Semua ibu tidak diharuskan membagi informasi mengenai kesehatan dirinya
kepada semua orang sebagai penjelasan atas keputusannya untuk memberikan
ASI atau tidak.
"Wah, perutnya melebar, tidak lonjong,
pasti anaknya perempuan"
Begitu banyak mitos mengenai cara mengetahui jenis kelamin anak hanya
lewat penampilan si ibu, namun tidak ada yang 100 persen akurat.
Bagi yang mencoba menebak, memang kesannya lucu dan seru. Tetapi bagi
yang "dihakimi" bentuk perutnya lebar atau lonjong, itu bukan hal yang
menyenangkan, malah bisa dianggap menghina bentuk perutnya.
"Saya dulu setelah melahirkan langsung
bisa pakai lagi baju-baju lama"
Mendengar pemberitaan mengenai betapa cepatnya badan para supermodel dan
artis Hollywood kembali ke ukuran semula setelah melahirkan sudah cukup
membuat para ibu hamil ketar-ketir, apalagi mendengar hal itu dari
orang dekatnya.
Jadi, urungkan niat membanggakan diri di depan ibu hamil. Apa yang Anda
alami mungkin tak akan dialami orang lain. "Contoh, ada sebagian ibu
yang bisa menurunkan berat badan saat menjalani proses pemberian ASI,
tetapi ada ibu yang tidak. Jika ingin memberikan dukungan, hindari dalam
bentuk perbandingan dengan diri sendiri," jelas dr Hill.
"Mudah-mudahan si bayi dapat hidung
ibunya"
Lalu, bagaimana jika si bayi tidak dapat hidung ibunya? Berarti ia
jelek? Orang-orang tak akan mencintainya?
Ungkapan semacam ini mungkin dikira memuji ibu yang sedang hamil, tetapi
saat sensitif melanda, hal-hal semacam ini bisa dianggap berbeda, misal
meledek hidung suaminya.
Semua orangtua ingin berpikir anaknya akan cantik/ganteng seperti apa
pun rupanya nanti. Kalau bingung mau berkata apa, ucapkan saja hal-hal
yang netral, seperti, "Bayi-bayi baru lahir sungguh lucu. Kamu pasti
nggak sabar ingin ketemu."
"Pernah lihat acara tentang bayi yang
….. (kejadian-kejadian menyeramkan)"
Semua ibu hamil yang membaca buku-buku seputar kelahiran pasti sudah
tahu akan ada banyak kemungkinan buruk sekitar momen melahirkan, dan tak
butuh tambahan cerita-cerita seram lainnya. Lebih baik ia diberikan
cerita-cerita positif yang menyenangkan.
"Kamu pasti kaget begitu tahu hamil
nggak lama setelah pernikahan"
Kapan sepasang suami istri mendapat kabar akan kedatangan buah hati
bukan urusan siapa pun. Meski pasangan itu baru saja menikah dalam
hitungan minggu lalu si istri mendapat kabar ia hamil, bukan berarti
bagi mereka itu adalah kabar yang mengagetkan atau di luar perencanaan.
Saat ada yang berbagi berita kehamilan, hal terbaik adalah berbagi
semangat antusiasme yang setara dengan mereka.
"Bukannya kamu terlalu tua untuk punya
anak?"
Semua juga sudah tahu, makin mendekati usia 40 tahun, risiko untuk
seorang perempuan mengandung meningkat.
Jika pun si ibu hamil mengutarakan kekhawatirannya mengenai kehamilan di
usia yang tak lagi muda, bukan tugas Anda untuk menambah
kekhawatirannya. Amat disarankan untuk memberikan ucapan selamat dan
dukungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar