posted by: Dunia Andromeda
Sebelum memeluk Islam, Umar bin Khattab sempat
membenci Rasulullah SAW. Umar dikenal sebagai sosok yang keras dan
ditakuti kaum Quraisy. Suatu hari, dengan penuh amarah, ia menenteng
pedang untuk membunuh Nabi Muhammad. Abdullah an-Nahham al-‘Adawi
kemudian mencegatnya di tengah jalan.
‘’Aku hendak membunuh Muhammad,’’ ujar Umar.
“Apakah engkau akan aman dari Bani Hasyim dan
Bani Zuhroh jika engkau membunuh Muhammad?” Tanya Abdullah.
Umar marah mendengar ucapan Abdullah itu.
“Jangan-jangan engkau sudah murtad dan meninggalkan agama asal-mu?”
“Maukah engkau ku tunjukkan yang lebih
mengagetkan dari itu, wahai Umar! Sesungguhnya saudara perempuanmu dan
iparmu telah murtad dan telah meninggalkan agamamu.”
Umar langsung menuju ke rumah adiknya. Di dalam rumah, Fatimah —
saudara perempuannya – bersama sang suami sedang membaca Alquran. Umar
sempat mendengarnya. Ia langsung melabrak adik dan iparnya.
“Apa yang kalian baca tadi?’’ Tanya Umar.
Adiknya mencoba untuk menutupi apa yang mereka lakukan.
“Wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran
bukan berada pada agamamu?” Tanya ipar Umar. Mendengar pertanyaan itu,
Umar makin garang. Ditendangnya sang adik ipar dengan keras. Fatimah
pun ditampar hingga berdarah. Umar terdiam, ketika adiknya mengucap dua
kalimah syahadat di depannya.
Hidayah Allah mulai menyinari hatinya. Umar
lalu meminta adiknya untuk menunjukkan lembaran Alquran yang mereka
baca. Setelah mandi, Umar membacanya. Hatinya bergetar saat membaca
ayat Alquran.
‘’Ini adalah nama-nama yang indah nan suci,’’
ujarnya. Umar pun mengakui kebenaran Islam. Ia bahkan menjadi pemimpin
umat Islam, setelah Rasulullah SAW wafat.
***
Kisah
masuknya Umar ke dalam Islam di atas telah menginspirasi dan menjadi
hidayah bagi Husein Yee. Ia tercengang ketika membaca buku tentang Umar
bin Khattab itu. Buku itu dibacanya, karena ia merasa sulit untuk
membaca Alquran. Kisah masuk Islamnya umar membuat Yee tertarik untuk
mempelajari Islam. ‘’Kitab itu (Alquran, red), pastilah sesuatu yang
luar biasa karena mampu mengubah pandangan seseorang,’’ ujar Yee.
Saat itu, Yee sedang mencari kebenaran tentang
Tuhan. Ia semakin penasaran untuk mengenal Islam. Ia mencari Alquran
dan membacanya. Setelah membacanya berulang-ulang, dalam hatinya tumbuh
sebuah keyakinan. ‘’Inilah agama yang selama ini aku cari,’’ ujarnya
dalam hati.
Yee merasa Islam lebih rasional dan mampu
menjawab pertanyaannya tentang Tuhan. Menurut dia, agama ini sangat
tepat sasaran. Islam hanya mengajarkan satu Tuhan, yaitu Allah, dan
bukan tiga Tuhan seperti konsep Trinitas. “Saya rasa ini sangatlah
sederhana,” katanya.
Dalam pandangan Yee, tauhid Islam itu begitu
mudah dan sangat sederhana. Untuk menjadi Muslim, kata dia, seseorang
hanya perlu mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia makin terpesona dengan
ajaran yang disebarkan Nabi Muhammad SAW itu, karena Islam tidak
mengajarkan kekerasan, tetapi perdamaian dan saling menghormati.
Yee pun menyadari bahwa Islam bukanlah sebuah
agama eksklusif yang hanya dimiliki atau dianut oleh satu kelompok
tertentu. Menurutnya, Islam adalah sebuah agama yang universal. Allah
SWT – Tuhan umat Islam — tidak hanya untuk orang Arab, tetapi juga
untuk orang Cina, Negro, dan semua orang di atas bumi ini. ‘’Islam
adalah agama untuk semua umat di bumi,” tuturnya.
Jauh sebelum memeluk Islam, Yee adalah
penganut Buddha. Ia mulai melakukan pencarian, setelah merasa agama
yang dipeluknya itu tidak lagi memuaskan hatinya. Ia menilai, ajaran
agamanya sudah tak lagi sesuai dengan yang diajarkan Gautama.
Menurut Yee, Gautama bukanlah Tuhan yang harus
disembah. Gautama adalah seorang Pangeran yang berkelana mencari
kebenaran. Lalu ia mendapatkan ‘pencerahan’ dan dijuluki Sang Buddha.
Ia memberikan ajaran-ajaran yang ia peroleh dari semedinya kepada
orang-orang.
“Ia
(Gautama) tidak mengklaim dirinya sebagai Tuhan,” kata Yee dalam acara
The Deen Show. Menurut dia, dalam menjalani kehidupan beragama,
seseorang harus benar-benar mendalami agama.
Ia mendalami agama tradisionalnya dengan
bekerja di biara. Lama mengabdi pada biara membuatnya sadar bahwa apa
yang dilaksanakan orang-orang sudah melenceng dari ajaran Gautama.
‘’Orang-orang mulai memuja dan berdoa kepada Gautama, yang sama sekali
tidak mengizinkan orang untuk memujanya.’’
Dengan perasaan kecewa, ia lalu pindah
keyakinan menjadi seorang penganut Kristen, agama yang banyak dipeluk penduduk di
Cina. Di awal menjadi seorang kristiani, pria yang berusia sekitar 60
tahunan itu menganggap Kristen sebagai agama yang indah. “Saya rasa
sangat indah karena Kristen mengajarkan tentang cinta kepada Tuhan dan
cinta kepada sesama serta tetangga,” kenangnya.
Selain itu, menurut Yee, Kristen adalah agama
yang ‘bebas’. Hanya dengan mengatakan percaya dengan agama tersebut,
kata dia, bebas melakukan apapun yang dimauinya. Ketika seseorang
melakukan kesalahan, lalu dia melakukan pengakuan di depan pendeta, maka dosanya akan hilang dan dia bersih
kembali. ‘’Itu mudah,’’ tuturnya.
Ia lalu mengajarkan agama Kristen kepada
orang-orang di sekitarnya. Ia pun sempat berkomitmen dengan sekolah
misionaris untuk menyebarkan Kristen. Yee sempat berpikir dirinya akan
menjadi orang yang sangat egois apabila menyimpan sendiri agamanya.
Yee pun kembali ke lingkungannya dan
menyebarkan Kristen kepada mereka. Untuk menjadi seorang misionaris,
Yee mengaku perlu mempelajari banyak hal tentang Kristen. “Saya harus
mempersiapkan diri dan belajar lebih dalam mengenai Kristen dan
Trinitas yang menjadi inti dari agama cinta ini,” ceritanya.
Kegundahan kembali menerpa hatinya, ketika Yee
mempelajari Trinitas. Tidak mudah baginya untuk menerima konsep ‘’Tiga
Tuhan’’ ini. Sulit baginya mempercayai seseorang yang menjadi Tuhan
dan Tuhan yang menjadi seorang manusia yang fana. Kegalauan itu
disampaikannya kepada seorang pendeta.
Kepada pendeta itu, Yee bercerita betapa
hatinya sulit sekali menemukan kebenaran akan Kristen. Pendeta tersebut
berkata pada Yee, “Bersabarlah, Roh Kudus akan datang padamu dan
memberikanmu pencerahan.” Yee pun menunggu dan menunggu akan kedatangan
Roh Kudus. Akan tetapi, yang ditunggunya tak kunjung datang.
Padahal, ia ingin sekali menyebarkan Kristen
kepada teman-temannya. Saat itu, Yee bahkan berpikir mereka akan masuk
neraka apabila tidak menganut Kristen. ia menganggap orang-orang itu
tersesat.
Pada saat yang sama, Yee memiliki teman-teman
Muslim. Namun, ia sama sekali tidak mengetahui apa-apa tentang Islam.
Awalnya, Lee berpikir bahwa Islam adalah agama untuk orang-orang
tertentu saja, bukan agama untuk semua orang.
Ketika masih mempercayai Kristen, ia ingin
sekali mengajak teman-temannya yang Muslim untuk berbagi agama yang
dipeluknya. Ia ingin mengatakan, “Tuhan mati untuk menyelamatkan kita
semua.” Yee pun diam-diam mempelajari agama Islam.
Sayangnya, kata dia, pada era 1960-an, orang-orang non-Muslim
tidak dibenarkan membaca Alquran. Hingga akhirnya, ia membaca buku
tentang Umar bin Khattab. Sejak itulah, Yee mulai menemukan apa yang
dicarinya selama ini. Ia menemukan kebenaran dalam Islam.
Menurutnya, Islam adalah agama perdamaian,
karena ia diciptakan untuk semua. Bagi Yee Islam adalah sebuah akronim
dari I Shall Love All Mankind (Saya mencintai seluruh umat). Kini, Yee
menjadi seorang ulama. Di berbagai tempat dan kesempatan, ia selalu
menyampaikan dakwah Islamiyah.
Menurut
Yee, Sidharta Buddha Gautama bukanlah Tuhan. Gautama, kata dia,
mempercayai bahwa Tuhan itu satu (monoteisme). Dalam perjalanannya,
lanjut Yee, Gautama selalu berdoa kepada Pencipta.
Kata dia, dalam darma Gautama pun juga
diajarkan adanya qada dan qadar, yang disebut sukha dan dukkha. Yee
mencontohkan ketika seseorang berbuat kebaikan, maka ia akan memperoleh
pahala atas kebaikannya dan begitu pula sebaliknya.
Dalam penelitiannya terhadap Budha dan Islam, Yee merasa ada suatu keterkaitan
antara keduanya. Sebagian besar ajaran Gautama mengarah ke ajaran
Islam, tauhid. Dan ia percaya Gautama adalah satu dari ratusan Nabi
yang Allah turunkan ke atas dunia untuk menyebarkan agamanya.
Hal ini diyakininya, karena ia percaya Allah
tidak hanya menurunkan Nabi di Arab saja, tetapi di seluruh penjuru
dunia, termasuk di Cina. Dan menurutnya, Gautama adalah Nabi yang Allah
turunkan untuk bangsa Cina agar mengajari mereka tentang agama Allah.
“Karena Islam bukan hanya untuk orang Arab, tetapi untuk seluruh umat
manusia,” kata dia.
Maka, ia
berusaha untuk mengajak semua orang membaca Alquran. Meskipun bukan
umat Muslim, kata Yee, mereka akan menemukan kebenaran di dalam Alquran
tersebut.
Yee tidak
akan berkomentar ketika seseorang atau kerabatnya menganggap orang
Muslim itu jahat atau buruk. Karena sama seperti agama lain di dunia
ini, ada Muslim yang baik dan yang buruk. Namun apabila seseorang
mengatakan Islam itu buruk, maka ia akan marah.
“Seseorang tidak boleh menghakimi Islam itu buruk kalau ia
belum benar-benar mengenal Islam,” katanya. ia juga meminta orang-orang
untuk membedakan Islam dan Muslim, agama dan negara, serta agama dan
tradisi.
Source:KisahMuallaf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar