posted by: Dunia Andromeda
Kalau artis
kontroversi, kita udah biasa dengar tapi kalau patung
kontroversial? Hemm... diem aja bisa mengundang kontroversi, apalagi
bergerak yaa? hehehe itu hanya intermezo, sebenarnya yang membuat patung
di bawah ini menjadi bahan debat orang-orang adalah karena konsepnya
yang tidak sesuai dengan budaya ataupun karena memang tidak layak
dipajang dan dipertunjukkan ke publik. Dan berikut Patung di
Indonesia yang Kontroversial yang menimbulkan pertentangan di
masyarakat.
1. Patung Gus Dur
Patung kontroversial 'Mata Hati Gus Dur' karya Cipto
Purnomo menuai kontroversi karena berwujud perawakan Buddha. Bedanya,
kepala Sang Buddha diganti kepala Gus Dur lengkap dengan kaca mata
tebalnya.
Patung ini, bersama tiga patung Gus Dur lainnya
ditampilkan dalam gelar seni budaya bertajuk 'Multisesigusdurisme' di
Studio Mendut di Magelang, pada Jumat, 5 Februari 2010. Menurut Cipto,
pembuatan patung kontroversi ini tidak ada niatan untuk menyinggung umat
Buddha.
Menurut Cipto, patung Buddha yang berwajah Gus Dur tersebut lebih
menggambarkan sosok Gus Dur yang pluralis, bisa diterima masyarakat dan
gambaran kebaikan. Cipto tidak berniat menjual patung "Mata Hati Gus
Dur" yang berukuran 100 x 90 meter itu. Bahkan, patung tersebut sampai
saat ini masih terdapat di Studio Mendut milik Sutanto Mendut.
2. Patung Obama
Setelah menjadi kontroversi, patung Obama Kecil yang terpasang di
Taman Menteng, Jakarta Pusat, dipindahkan, Minggu (14/2/2010) malam ke
SD 01 Menteng. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menyetujui aspirasi
masyarakat untuk memindahkan "Barry Dreams Statue" di bekas sekolah
Barack Obama secara permanen.
Keberadaan patung Obama kecil di Taman Menteng menuai protes banyak
kalangan karena dinilai tidak pantas mengingat Obama tidak memiliki jasa
pada Indonesia. Banyak kalangan menganggap masih banyak tokoh negara
ini yang lebih pantas. Patung perunggu dengan tinggi dua meter dirancang
seorang seniman patung Ancol bernama Edi Chaniago. Pembangunan patung
ini digagas oleh lembaga 'Friends of Obama.'
3. Patung Tiga Mojang
Suasana di perumahan elite Harapan Indah di Kota Bekasi sangat heroik
pada 19 Juni 2010 lalu. Sekelompok massa mengiringi pembongkaran patung
Tiga Mojang seharga Rp 2,5 miliar yang menjadi ikon perumahan itu. Karya
seni yang terbuat dari perunggu itu dirobohkan setelah diprotes keras
oleh kalangan ulama dan masyarakat setempat karena dinilai bersimbol
Trinitas. Pendiriannya juga dituding tidak berizin.
Patung setinggi 19 meter berbentuk tiga perempuan berpakaian seksi karya
seniman Bali, Nyoman Nuarta, itu berhasil dirobohkan pukul 07.40 WIB
setelah aparat dan massa bekerja keras sejak Sabtu dinihari pukul 03.30
WIB.Di depan patung ada sebuah prasasti yang menyebutkan patung Tiga
Mojang merupakan refleksi dari keindahan budaya Jawa Barat dan
tertulis nama Nyoman Nuarta sebagai pembuatnya.
Setelah 'dibuang' di Bekasi, patung pahatan seniman Nyoman Nuarta itu
justru dibeli oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
4. Patung Inul
Patung Inul Daratista, yang berada di tengah jalan dekat
rumahnya, Jalur Kartika Utama, Pondok Indah, Jakarta diprotes ormas FPI
pada tahun 2007. Patung Inul setinggi 2,5 meter lengkap dengan pondasi
kotak serta lampu sorot itu berwarna emas. Plakat hitam bertuliskan
'Sumbangan dari Inul Daratista' tampak menghias bungkusan patung itu.
Inul menyumbangkan patung dirinya untuk menghiasi jalan yang telah
dipenuhi patung lainnya. Akhirnya Patung Inul dibongkar dan diamankan
Ketua RT setempat.
5. Patung Tarian Rakyat (Patung "Bahenol" di Pekanbaru)
Patung penari yang berada tepat di jantung kota Pekanbaru, Riau, masih
menuai kontroversi publik hingga hari ini. Tepat berada di perlintasan
Jalan Sudirman dan jalan gajah Mada atau tepat berada di depan kantor
Gubernur disebut-sebut patung ini menelan biaya Rp 4 miliar.
Patung yang baru sebulan nangkring, menampilkan dua sosok pria dan
wanita yang tengah menari. Sang pria mengenakan peci berada di posisi
atas. Sedangkan patung wanita posisi di bawah dengan tubuh yang
melentik. Melintiknya badan patung ini, membuat posisi bokongnya menjadi
"bahenol". Bokong patung yang terlihat montok itu, mengarah ke Kantor
Gubernur Riau. Urusan bokong "bahenol" membuat patung dinilai erotis.
Belahan bokong patung yang terlihat dengan jelas bagi masyarakat yang
melintas di sana, menimbulkan protes dari berbagai pihak.
Nama patung itu juga menjadi perdebatan. Semula dinamai Tugu Zapin,
sebuah tarian khas Melayu Riau. Tapi rupanya, tugu zapin yang disebut
ini pun menuai kritikan. Alasannya, tarian zapin tidaklah sama dengan
bentuk patung yang menari itu. Lalu diganti Tugu Titik Nol. Tapi
dikritik juga karena posisinya tidak di titik nol Pekanbaru. Lantas nama
tugu berubah menjadi Patung Tarian Rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar