posted by: Dunia Andromeda
Entah sudah berapa hari kasus seorang bayi yang diakui oleh dua orang
ibu yang sama-sama ingin memiliki anak belum juga usai. Hakim rupanya
mengalami kesulitan memutuskan dan menentukan perempuan yang mana
sebenarnya yang menjadi ibu bayi itu.
Karena kasus berlarut-larut, maka terpaksa hakim menghadap Baginda Raja
Harun al Rasyid untuk minta bantuan. Baginda pun turun tangan. Baginda
memakai taktik rayuan. Baginda berpendapat mungkin dengan cara-cara
yang amat halus salah satu, wanita itu ada yang mau mengalah.
Tetapi kebijaksanaan Baginda Raja Harun Al Rasyid justru membuat kedua
perempuan semakin mati-matian saling mengaku bahwa bayi itu adalah
anaknya. Baginda berputus asa.
Mengingat tak ada cara-cara lain lagi yang bisa diterapkan, lalu Baginda
memanggil Abunawas. Abunawas hadir menggantikan hakim. Abunawas tidak
mau menjatuhkan putusan pada hari itu melainkan menunda sampai hari
berikutnya. Semua yang hadir yakin Abunawas pasti sedang mencari akal
seperti yang biasa dilakukan. Padahal penundaan itu hanya disebabkan
algojo tidak ada di tempat.
Keesokan hari sidang pengadilan diteruskan lagi. Abunawas memanggil
algojo dengan pedang di tangan. Abunawas memerintahkan agar bayi itu
diletakkan di atas meja.
"Apa yang akan kau perbuat terhadap bayi itu?" kata Abunawas kepada
kedua perempuan tersebut. Kemudian Abunawas melanjutkan dialog.
"Sebelum saya mengambil tindakan apakah salah satu dari kalian bersedia
mengalah dan menyerahkan bayi itu kepada yang memang berhak
memilikinya?"
"Tidak, bayi itu adalah anakku." kata kedua perempuan itu serentak.
"Baiklah, kalau kalian memang sungguh-sungguh sama menginginkan bayi itu
dan tidak ada yang mau mengalah maka saya terpaksa membelah bayi itu
menjadi dua sama rata." kata Abunawas mengancam.
Perempuan pertama girang bukan kepalang, sedangkan perempuan kedua
menjerit-jerit histeris.
"Jangan, tolong jangan dibelah bayi itu. Biarlah aku rela bayi itu
seutuhnya diserahkan kepada perempuan itu." kata perempuan kedua.
Abunawas tersenyum lega. Sekarang topeng mereka sudah terbuka. Abunawas
segera mengambil bayi itu dan langsung menyerahkan kepada perempuan
kedua.
Abunawas minta agar perempuan pertama dihukum sesuai dengan
perbuatannya. Karena tak ada ibu yang tega menyaksikan anaknya
disembelih. Apalagi di depan mata. Baginda Raja merasa puas terhadap
keputusan Abunawas. Dan sebagai rasa terima kasih, Baginda menawari
Abunawas menjadi penasehat hakim kerajaan. Tetapi Abunawas menolak. la
lebih senang menjadi rakyat biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar