posted by: Dunia Andromeda
Pada
tanggal 5 Maret 2009, Jill Wade dari Devon, Inggris, dikejutkan dengan
adanya jejak-jejak misterius di atas salju di kebun belakang rumahnya.
Jejak-jejak ini mengingatkannya kepada sebuah misteri yang terjadi lebih
dari 150 tahun yang lalu.
Jill yang
telah berusia 76 tahun berkata:
"Aku
melihat ke kebun belakang rumahku dan sangat terkejut. Aku benar-benar
tidak bisa mempercayainya. Jejak-jejak kaki itu berbentuk kuku belah dan
tidak ada jejak lain di atas salju."
Penemuan Jill segera menarik perhatian Centre for Fortean Zoology (CFZ),
sebuah organisasi Cryptozoology, yang segera mengirim tim untuk
memeriksa jejak-jejak tersebut. Jika mereka berhasil memecahkan misteri
ini, mungkin mereka juga akan memecahkan misteri serupa yang telah
berusia lebih dari 150 tahun, yaitu misteri jejak-jejak kaki setan
Devon.
Mari kita flashback
156 tahun ke belakang.
Pada tanggal 8 Februari 1855, salju tebal
turun di Devon selatan selama seharian. Hujan salju itu baru berhenti
kira-kira pada tengah malam dan saat itu para penduduk Devon sudah lelap
dalam tidurnya. Namun, sesuatu sedang terjadi di luar.
Pagi
harinya, para penduduk mulai bersiap untuk melakukan aktivitasnya.
Tiba-tiba
mereka melihat ada sesuatu yang tidak biasa di atas permukaan salju.
Mereka
menemukan jejak-jejak aneh!
Jejak-jejak
itu memiliki pola seperti kuku belah. Saksi lain mendeskripsikan
bentuknya seperti huruf U atau seperti tapal kuda. Ukuran panjangnya
adalah 4 cm hingga 6,25 cm dan jarak antara jejak kaki sekitar 20 cm.
Tidak
ada jejak
lain di permukaan salju.
Hebatnya, jejak-jejak tersebut terlihat
hingga 160 km jauhnya dari Exmouth hingga Topsham.
Apa yang
lebih membingungkan adalah letak jejak-jejak tersebut.
Pada
beberapa lokasi, jejak-jejak tersebut terlihat menghampiri pintu rumah
penduduk, namun kembali menjauh.
Di tempat lain, jejak tersebut
terlihat di atap rumah.
Lalu, ada juga jejak yang terlihat
menghadap sebuah tembok setinggi 4 meter dan muncul di sisi lain dari
tembok, seakan-akan mahkluk tersebut berjalan menembus tembok.
Di
sungai Exe, jejak tersebut terlihat pada dua sisinya, entahkah makhluk
itu menyeberangi sungai tersebut atau ada dua makhluk yang berjalan di
kedua sisi sungai.
Makhluk
apakah yang telah menciptakan jejak-jejak tersebut?
Setelah pagi
itu, berita mengenai fenomena jejak kaki misterius telah menyebar
hingga ke luar Devon.
Harian Times of London mendeskripsikan
jejak tersebut sebagai berikut:
"Jejak
itu lebih mirip makhluk yang berjalan dengan dua kaki dibanding makhluk
yang berjalan dengan empat kaki dengan jarak antara jejak sekitar 8
inci. Kesan yang bisa ditangkap dari jejak tersebut adalah mirip dengan
sepatu keledai."
Jika yang bertanggung jawab atas jejak
tersebut adalah seekor hewan, maka para penduduk tidak pernah tahu hewan
yang bisa meninggalkan jejak seperti itu. Jadi, rumor pun beredar.
Devon
disebut-sebut kedatangan makhluk misterius yang tidak dikenal!
Karena
faktor ini, beberapa pemuka agama menduga kalau jejak kaki tersebut
ditinggalkan oleh setan yang sedang berkeliaran mencari para pendosa.
Ide ini tentu saja ditolak oleh banyak orang. Namun dugaan ini
memberikan nama untuk fenomena ini, yaitu Jejak-jejak kaki setan Devon.
Ketika mendengar
istilah jejak-jejak kaki setan, jangan membayangkan kalau jejak-jejak
tersebut berukuran raksasa. Ukuran panjangnya hanya 4-6 cm sehingga
cukup masuk akal jika kita beranggapan jejak ini diciptakan oleh hewan.
Dan
itulah yang segera dilakukan oleh beberapa orang yang menolak teori jejak
setan. Mereka bergegas memberikan dugaan yang lebih rasional.
Misalnya
Pendeta G.M Musgrave yang kemudian segera mengirim surat kepada harian Illustrated London news untuk
memberitahukan mengenai adanya dua ekor kanguru yang terlepas dari kebun
binatang pribadi milik Mr. Fische di Sidmouth.
Tetapi kalau memang ada kanguru
yang terlepas, mengapa dua hewan ini tidak terlihat oleh penduduk desa?
Bahkan
tidak ada kepastian lebih lanjut apakah benar-benar ada kanguru yang
terlepas atau tidak sehingga berita itu kemudian hanya dianggap sebagai
rumor.
Sir Richard Owen, seorang ahli biologi kenamaan, percaya
kalau jejak itu ditinggalkan oleh seekor Badger (Hewan sejenis Musang) yang berkeliaran di desa
untuk mencari makan. Menurutnya, jejak yang aneh itu tercipta karena
kebiasaan hewan itu menaruh kaki belakangnya ke jejak yang dibuat oleh
kaki depan.
Namun,
Sir Owen tidak pernah secara langsung mengobservasi jejak tersebut dan
mendasarkan teorinya hanya pada deskripsi para saksi. Dan memang,
teorinya tidak terbukti.
Selain Badger, ada yang menyebutkan
racoon, keledai, tikus, berang-berang ataupun hewan lainnya. Sayangnya,
tidak ada satupun diantara hewan tersebut memiliki jejak kaki yang
serupa dengan jejak kaki Devon.
Sebagian lain percaya kalau
jejak-jejak kaki tersebut dibuat oleh seorang iseng yang mungkin ingin
menciptakan kehebohan. Namun teori ini memiliki kelemahan. Jika memang
jejak itu dibuat oleh orang yang iseng, mengapa tidak terlihat adanya
jejak lainnya di atas salju? Bagaimana bisa jejak tersebut terlihat
hingga 160 km? Dan jika memang orang itu hendak menciptakan kehebohan,
mengapa ia tidak menciptakan jejak kaki yang lebih besar dan lebih
mengerikan seperti jejak harimau?
Jadi, misteri ini tetap tidak
terpecahkan. Usaha untuk memberikan penjelasan rasional atas peristiwa
ini berlangsung hingga abad 20 ketika sejumlah penulis modern mencoba
untuk menawarkan alternatif penjelasan.
Misalnya, pada tahun
1985, terbit sebuah buku berjudul "The
Devil's Footprints: The Great Devon Mystery as it was reported in the
newspapaer of 1855" yang ditulis oleh Geoffrey Household.
Dalam
bukunya, ia mengajukan teori kalau jejak-jejak aneh tersebut mungkin
telah diciptakan oleh sebuah balon eksperimen. Ia mengaku mendapatkan
informasi kalau sebuah balon telah terlepas tanpa sengaja dari galangan
kapal Devonport. Balon itu terikat dengan sebuah tali yang menggantung
dengan besi di ujungnya. Besi inilah yang dianggapnya telah membuat
jejak-jejak misterius tersebut.
Sumber Household adalah seorang
pria lokal bernama Major Carter yang mengetahui hal ini dari kakeknya
yang bekerja di galangan kapal itu. Menurutnya, pada waktu itu,
informasi ini dirahasiakan karena balon itu juga merusak beberapa rumah
kaca dan jendela rumah penduduk sebelum akhirnya jatuh di Honiton.
Tetapi,
pertanyaannya adalah, bagaimana mungkin sebuah balon bisa menciptakan
jejak yang konsisten dengan jarak 8 inci (20 cm)? atau jejak yang sampai
ke pintu rumah penduduk dan kembali? Apakah balon itu memiliki
kecerdasan artifisial yang membuatnya bisa berpikir?
Penulis
lain, Mike Dash, yang menulis sebuah artikel mengenai jejak setan Devon
di Fortean Studies, percaya
kalau jejak tersebut ditinggalkan oleh hewan pengerat yang melompat
seperti tikus hutan. Tidak heran kalau jejak-jejak ini juga bisa ditemui
di atap rumah. Menurutnya, jejak yang ditinggalkan oleh lompatan tikus
sangat mirip dengan jejak hewan berkuku belah karena pergerakan otot
kakinya ketika melompat.
Teori ini bukan sesuatu yang baru karena
memang sudah sering disinggung sebelumnya. Namun, sekali lagi, tidak
ada hewan pengerat yang diketahui memiliki jejak seperti itu.
Penulis
lain, seperti Joe Nickell yang skeptis, lebih percaya kalau kisah ini
hanyalah sebuah hoax. menurutnya, bagaimana mungkin jejak itu bisa
mencapai 160 km? Apakah ada penduduk yang mengikuti jejak tersebut
hingga 160 km pada hari itu?
Cukup masuk akal. Namun, dokumentasi
mengenai peristiwa ini cukup lengkap sehingga jika kisah ini sebuah
hoax, maka pastilah hoax tersebut diciptakan oleh media yang terbit pada
tahun itu. Tetapi pandangan ini pun tidak didasarkan atas bukti yang
kuat.
Pandangan lain yang mirip dengan Joe adalah: jejak ini
tercipta akibat histeria massa. Mungkin para penduduk telah melihat
jejak-jejak hewan yang beragam dan menganggapnya sebagai jejak yang
sama. Joe juga beranggapan seperti itu. menurutnya, deskripsi saksi yang
berbeda-beda membuat kemungkinan ini menjadi lebih kuat.
Tentu
saja teori ini adalah jalan keluar yang paling gampang. Namun, bagi
peneliti lain, misteri ini menarik karena mungkin ada makhluk cryptid
yang hidup di Devon. Selain itu, walaupun kasus Devon adalah yang paling
terkenal, misteri sejenis ini ternyata juga pernah disinggung dalam
beberapa catatan sejarah lainnya.
Salah satu penulis yang pernah
menyinggungnya adalah Ralph of Coggeshall, seorang penulis yang hidup
pada abad ke-13. Dalam tulisannya, Ralph menceritakan mengenai sebuah
peristiwa yang terjadi pada tanggal 19 Juli 1205 dimana jejak-jejak kaki
misterius muncul setelah terjadi badai.
Lalu, Kapten Sir James
Clark Ross, komandan kapal yang pernah menjelajah kutub selatan. Ia juga
menceritakan peristiwa yang serupa. Pada Mei 1840, kapal mereka
mendarat di pulau Kerguelen dan menemukan adanya jejak-jejak misterius
di salju tanpa melihat adanya hewan yang bertanggungjawab atas
jejak-jejak tersebut.
Dalam bukunya yang berjudul "Voyage of Discovery and Research in the
Southern and Antarctic Regions", Kapten Ross menulis:
"Kami tidak melihat satu pun hewan darat.
Dan kami menemukan jejak yang mirip dengan jejak keledai yang ditemukan
oleh tim yang dipimpin oleh Letnan Bird. Jejak itu dideskripsikan oleh
Dr. Robertson sebagai jejak yang berukuran lebar 3 inci dengan kedalaman
sekitar 2,5 inci. Jejak itu juga memiliki tekanan di masing-masing sisi
dan bentuknya terlihat seperti tapal kuda."
"Sangat tidak mungkin kalau hewan
itu berasal dari kapal yang terdampar. Mereka mengikuti jejak itu selama
beberapa jauh dengan harapan melihat hewan yang menciptakannya, namun
tidak menemukan apa-apa hingga sampai ke daratan berbatu yang tidak
bersalju."
Mungkin peristiwa-peristiwa yang disinggung
Coggeshall dan Kapten Ross tidak ada hubungannya dengan peristiwa Devon.
Namun jika sebuah fenomena misterius terjadi beberapa kali, maka ada
sesuatu yang perlu diselidiki. Karena itu, ketika Jill Wade menemukan
jejak-jejak misterius di kebun belakang rumahnya, antusiasme segera
menjalar diantara para cryptozoologyst. Kali ini, mereka memiliki tempat
kejadian perkara dengan jejak yang masih terlihat, mereka memiliki foto
jejak tersebut dan mereka bisa memikirkan ulang misteri ini dengan
mengacu kepada ilmu pengetahuan modern sambil berharap memecahkannya.
Jejak yang ditemukan Jill memiliki panjang 13
cm dan jarak antara jejak sekitar 28 sampai 43 cm. Ukuran ini tidak
sesuai dengan jejak hewan yang dikenal saat ini. Tetapi Jonathan Downes
dari CFZ optimis kalau misteri ini akan terpecahkan. Ia dan timnya
sedang meneliti kemungkinan kalau jejak itu diciptakan oleh seekor
kelinci yang cacat.
Ia juga berharap kalau misteri yang terjadi
156 tahun lalu ikut terpecahkan.
Mengenai Jejak di kebun belakang
Jill, Downes berkata:
"Apakah
aku percaya kalau setan telah datang dari lubang neraka dan berkeliaran
di sebuah kebun di utara Devon? Tentu saja tidak.
"Jika kamu bertanya apakah ada
hal-hal yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan modern, maka
jawabannya adalah ya. Namun pengetahuan manusia selalu berkembang dan
aku percaya kalau sesuatu yang saat ini dikategorikan sebagai fenomena
paranormal, suatu hari nanti akan dapat dijelaskan oleh ilmu
pengetahuan."
Apakah jejak kaki di kebun belakang rumah
Jill memiliki hubungan dengan jejak kaki setan Devon tidak diketahui
dengan jelas. Namun kita berharap penelitian CFZ akan membawa sedikit
titik terang, paling tidak alternatif kemungkinan yang baru.
Mengenai
penemuan jejak-jejak kaki misterius di atas salju ini, Rupert T. Gould
pernah memberikan sebuah pertanyaan yang menarik:
"Aku berpikir, jika mereka menemukan
makhluk itu, apakah yang akan mereka lihat?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar