posted by: Dunia Andromeda
SELURUH
bangsa Eropa ternyata lahir hanya dari tujuh wanita. Mereka adalah
Ursula, Xenia, Tara, Helena, Katrine, Valda, dan Jasmine, yang hidup
dalam kurun waktu sangat panjang, dari zaman paleolitik 45.000 tahun
silam hingga neolitik 10.000 tahun lalu.
Begitulah
kesimpulan tim peneliti Universitas Oxford, Inggris, yang dipimpin Prof. Bryan
Sykes. Uniknya, ahli genetika ini mendapat ide untuk menguji garis
keturunan orang Eropa itu lewat sebuah cerita ilmiah tentang tupai, yang
dibacanya waktu masih muda. Semua tupai di seluruh dunia lahir dari
seekor tupai di Gurun Siria.
Setelah menjadi ahli genetika,
Sykes ingin menguji cerita tersebut. Ia memeriksa mitokondria DNA
(mtDNA) ratusan individu, dari pelbagai ras, hewan itu. Mitokondria
adalah bagian DNA yang bisa diwariskan, terutama lewat garis ibu. Materi
mtDNA umumnya hampir bersifat abadi, tak pernah mengalami mutasi.
"Mutasi alamiah itu terjadi dalam hitungan 10.000 tahun," kata Leonardo
Salviati, peneliti mtDNA dari Columbia University, kepada ABC News.
Artinya, kalau satu generasi 25 tahun, maka perubahan mtDNA baru terjadi
setelah 400 keturunan.
Sykes menemukan, semua tupai
yang ditelitinya memiliki mtDNA yang persis sama. Artinya, teori ibu
tupai dari Siria itu menemukan pembenaran. Lantas ia membuat proyek
lebih besar. Tim peneliti Sykes dari Institute of Molecular Medicine
mengambil secuil sampel sel pipi 6.000 orang Eropa dari pelbagai ras.
Hasilnya, ternyata berbeda dengan tupai. Tes terhadap manusia ini
menunjukkan, mereka terbagi dalam tujuh kelompok mtDNA.
Tiap-tiap kelompok, yang punya
ciri genetik serupa itu, lalu diberi nama- nama manis oleh Sykes. Mereka
disebutnya Tujuh Putri Hawa (The Seven Daughters of Eve). Ketujuh
kelompok inilah yang diyakini Sykes sebagai ibu semua orang Eropa.
"Hampir 99% orang Eropa bisa dirunut ke belakang hanya pada ke tujuh
wanita itu," ujar Sykes kepada BBC, Rabu dua pekan lalu.
Lebih jauh, Sykes menyimpulkan
pula, ketujuh kelompok itu merupakan keturunan klan Lara. Kelompok ini
menjadi salah satu dari tiga klan besar, yang hingga kini masih hidup di
Afrika. Ini mendukung teori "Hawa Afrika" (African Eve theory), yang
diajukan Allan Wilson dan Mark Stoneking pada akhir 1980-an. Menurut
teori ini, semua manusia merupakan keturunan orang Afrika. Wilson dan
koleganya menggunakan materi genetik yang sama, mtDNA, untuk
penelitiannya.
Namun, teori tujuh ibu Eropa itu
diragukan Terry Melton, Presiden Mitotyping Technologies, perusahaan
yang khusus melakukan studi forensik dengan mtDNA, di Inggris. "Sykes
menyajikan ide yang luar biasa, tapi sistem tersebut (mtDNA) tidak
sempurna," ujarnya.
Menurut Melton, beberapa bagian
dari mtDNA mengalami mutasi lebih cepat ketimbang yang lain. Sehingga,
lanjutnya, sangat mungkin terjadi variasi lain yang muncul di dalam
ketujuh kelompok anak perempuan tersebut. "Sebuah konsensus bisa saja
dihasilkan dengan pengelompokan genetika. Namun tidak mungkin dengan
akurasi 100%," ujar Melton.
Tapi, peduli amat dengan
akurasi. Sykes mencium peluang mengomersialkan teorinya. Dengan dukungan
Universitas Oxford, dua pekan lalu, ia mendirikan firma Oxford
Ancestors. Klinik ini membuka pintu bagi siapa saja yang ingin melacak
ibu moyang mereka dengan ongkos 180, sekitar Rp 2 juta. Bagaimana dengan
ras Asia dan lainnya? Sykes baru merencanakan penelitian serupa di
belahan dunia lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar