posted by: Dunia Andromeda
“The Permian Era of Human
Race”, kali ini saya akan membahasnya secara berangsur-angsur karena
banyaknya permintaan terhadap bahasan ini. Tentunya karena bahasan ini
bersifat sangat kritis tanpa sebuah bukti otentik, maka saya akan
mencoba menjelaskannya menggunakan bukti-bukti foto dan ayat-ayat dalam
kitab suci Al-Qur’an yang akan menguatkan bahwa sejak jutaan tahun yang
lalu, pernah ada kebudayaan manusia berteknologi tinggi yang melebihi
manusia pada zaman kita saat ini. Maka dengan membaca Bismillahirahmanirahim
akan saya mulai pembahasan ini.
Salah satu bukti bahwa generasi
berteknologi tinggi pernah ada di Bumi ini pada masa lampau, yaitu
relief kendaraan-kendaraan tanpa roda di sebuah kuil di Abydos, Giza
Plateau, Mesir.
Latar Belakang Penelitian
Pertama kali saya mengetahui bahwa sejak lebih
dari 225 juta tahun yang lalu telah terdapat peradaban manusia
berteknologi tinggi adalah dari seorang guru saya, yaitu seorang ilmuwan
muslim yang bernama Ustadz Nurdin Rifai. Pernah dalam sebuah kajian
Al-Qur’an yang beliau bimbing dalam kampus kami, beliau memaparkan
sebuah hal yang sukar dipercaya, dan hebatnya terdapat banyak sekali
bukti-bukti yang menguatkan dalam Al-Qur’an. Yang salah satunya adalah
ayat berikut :
“Apakah mereka tidak
memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum
mereka, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukan
mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan
kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan
Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami
binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah
mereka generasi yang lain.”
Qur’an surah Al-An’aam (6) : 6
Telah disebutkan dalam ayat tersebut bahwa,
“banyak generasi yang telah
Kami binasakan sebelum mereka”
Dalam kalimat ini Allah
menjelaskan kepada manusia, bahwa telah banyak generasi atau peradaban
yang telah dibinasakan oleh Allah (dalam ayat tersebut tertulis Kami,
yang artinya dalam proses kejadian tersebut, Allah menggunakan para
makhluknya seperti malaikat untuk menciptakan kejadian itu), dan
kejadian itu terjadi sebelum mereka. Yang dimaksud mereka dalam ayat ini
adalah generasi atau peradaban kita saat ini.
Lalu dijelaskan pula bahwa,
“padahal (generasi itu)
telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi”
Dengan tegas Allah menjelaskan bahwa generasi saat
itu telah diteguhkan kedudukan mereka di muka bumi. Maksud dari
“diteguhkannya kedudukan” pada kalimat ini adalah peradabannya telah
ditinggikan, yaitu mulai dari tingkat kebudayaan, kesehatan, harapan
hidup, ilmu pengetahuan, hingga teknologi mereka.
Lalu dipertegas lagi oleh Allah dalam kalimat,
“yaitu keteguhan yang belum
pernah Kami berikan kepadamu”
Dan keteguhan yang Allah berikan
berupa peradaban yang tinggi itu belum pernah sekalipun diberikan
kepada generasi kita saat ini.
Kemudian Allah menjelaskan
penyebab mereka dibinasakan,
“dan Kami curahkan hujan
yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah
mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri”
Yaitu dengan hujan yang sangat lebat dari langit
dan keluarnya air dari dalam perut bumi, sehingga pada masa itu
terjadilah banjir yang sangat besar yang kemudian disebut “BANJIR BESAR
NUH” karena kejadian itu terjadi pada masa Nabi Nuh. Dan umat Nabi Nuh
pada saat itu memiliki teknologi tinggi untuk menyelamatkan diri tidak
dapat berbuat apa-apa menghadapi kemurkaan Allah, karena dosa-dosa yang
mereka perbuat sendiri. Mengapa? Beratus-ratus tahun umur mereka, dan
950 tahun Nabi Nuh menyebarkan Islam kepada mereka, sedikit sekali yang
mau mengikuti Cahaya Allah SWT. Karena itulah Allah membinasakan mereka.
Dan kemudian pada kalimat terakhir dalam ayat ini
tertulis,
“dan Kami ciptakan sesudah
mereka generasi yang lain.”
Bencana banjir besar itu kemudian ditutup dengan
diciptakannya generasi-generasi yang lain sesudah generasi mereka. Yaitu
sebagian dari orang-orang yang diselamatkan Allah SWT dari banjir besar
itu karena keimanan dan ketaqwaan mereka terhadap Allah.
Mengenal
Zaman Permian (Permian Era)
Sebelum lebih jauh membahas generasi berperadaban
tinggi pada zaman Nabi Nuh, yaitu zaman Permian, ada baiknya kita
mengenal keadaan bumi pada zaman itu, yaitu lebih 225 juta tahun yang
lalu.
Dimanakah komunitas kaum Nabi Nuh tinggal? Coba
perhatikan ayat berikut :
Dalam ayat 14 surah Nuh, dijelaskan bahwa Allah
dahulu menciptakan penduduk utara, dan pernyataan itu dipertegas oleh
Allah dengan kata “Dan sungguh” yang berarti “Benar-benar” atau
“Faktanya”. Dan siapakah penduduk utara yang Allah maksud? Dan di
manakah utara yang dimaksud?
Sekarang perhatikan kedua ayat yang berikut :
Pada ayat 44 surah Al-Qashash dijelaskan bahwa
Rasulullah berada di sisi sebelah barat, yaitu Jazirah Arab. Namun pada
ayat ke 46 surah Al-Qashash pula dijelaskan bahwa Rasullulah berada pada
sisi sebelah utara? Sisi sebelah utara apakah yang dimaksud, sedangkan
posisi Rasullulah tetap sama yaitu berada di Jazirah Arab?
Untuk itu kita kembali membahas masalah bentuk
geografis bumi. Dimulai dari bentuk bumi saat ini. Perhatikan
gambar-gambar di bawah ini!
Ini adalah bentuk
geografis bumi saat ini.
Kemudian,
ini adalah bentuk geografis bumi 65 juta tahun yang lalu. Yaitu pada
Zaman Cretaceous.
Ini adalah bentuk
geografis bumi pada 135 juta tahun yang lalu, Zaman Jurassic.
Lalu pada 200 juta tahun
yang lalu, yaitu Zaman Triassic, bumi terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
Laurasia di utara, dan Gondwanaland di selatan.
Dan inilah bentuk bumi
pada Zaman Permian yaitu 225 juta tahun yang lalu, yang pada saat itu
hanya terdapat satu buah daratan yang sangat luas di sebelah utara bumi,
dan lautan yang sangat luas di sebelah selatannya.
Sekarang kita bahas mengapa dalam ayat 46 surah
Al-Qashash dijelaskan bahwa Rasullulah berada di sisi sebelah utara,
sedangkan posisi Jazirah Arab berada di sebelah barat bumi.
Seperti telah kita lihat dalam gambar-gambar di
atas bahwa selama 225 juta tahun lebih bumi telah mengalami perubahan
hebat, dari sebuah daratan di sisi sebelah utara, kemudian berubah
menjadi daratan yang terpencar ke segala penjuru bumi. Itu artinya, pada
Zaman Permian komunitas manusia hidup di sebelah utara bumi dengan
titik pusat kutub utara adalah Baitullah atau Ka’bah.
Itulah yang menjelaskan mengapa di dalam Al-Qur’an, Rasulullah
disebutkan pula berada di sisi sebelah utara. Lalu apa yang menyebabkan
perubahan titik pusat bumi yang begitu ekstrim hingga titik pusatnya
bergeser 68°?
Titik pusat bumi bergeser 68° dari poros
sebelumnya, yaitu di Baitullah.
Sekarang perhatikan ayat berikut!
“Hampir
saja langit itu pecah dari sebelah atas (karena kebesaran Tuhan)
dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhan-nya dan
memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah,
bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Penyayang.”Qur’an surah Asy-Syuura
(42) : 5
Ayat ini menjelaskan tentang penyebab dari
bergesernya poros bumi, sekaligus bencana yang memperparah “Banjir
Besar Nuh” saat itu. Yaitu terjangan komet-komet yang
beriringan melewati tata surya dan berukuran ribuan kali matahari, dan
kemudian berubahlah poros bumi. Mengapa? Dengan mengambil kesimpulan
dari kalimat “Hampir saja langit itu pecah
dari sebelah atas”, dan dengan memahami dari gaya bahasa
Al-Qur’an.
Bahwa pecahnya langit (dalam hal ini berarti atmosfer, karena
dalam gaya bahasa Al-Qur’an, langit bisa berarti langit atmosfir bumi
dan langit Alam Semesta), atau terjemahan bebasnya adalah terbukanya
lapisan atmosfer.
Disebutkan bahwa “Hampir
saja” yang berarti tidak terjadi. “langit itu
pecah” yang berarti rusaknya atmosfer. Dan dijelaskan “dari
sebelah atas” yang berarti penyebab bencana itu datang
dari luar bumi, yang dalam hal ini adalah komet-komet yang telah
disebutkan tadi di atas.
Mungkin
visualisasi meteor dalam gambar ini hanyalah serpihan kecil dari bagian
komet-komet yang beriringan melintasi Tata Surya kita.
Perhatikan pernyataan
Allah terhadap kaum Nabi Nuh yang durhaka itu pada ayat berikut!
“Sebenarnya Kami
telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan (hidup di dunia)
hingga panjanglah umur mereka. Maka apakah mereka tidak
melihat bahwasanya Kami mendatangi negeri (orang kafir), lalu
Kami kurangi luasnya dari segala penjurunya. Maka apakah mereka
yang menang?”
Qur’an
surah Al-Anbiyaa’ (21) : 44
Disebutkan bahwa mereka telah diberikan kenikmatan
hidup di dunia, dengan umur yang panjang hingga hampir mencapai ribuan
tahun untuk setiap manusianya. Namun, jangankan untuk beriman kepada
Allah, untuk bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada mereka saja
mereka enggan.
Maka, akibat kesalahan siapakah mereka dibinasakan?
Kecuali bagi orang-orang mukmin, mereka diselamatkan Allah SWT bersama
Nabi Nuh dengan bahtera atau kapal super canggihnya. Dan disebutkan pula
pada ayat di atas bahwa Allah mengurangi luas daratan di bumi dari
segala penjurunya. (seperti bangsa Atlantis dan Mu, yang daratan mereka
telah ditenggelamkan)
“Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya,
maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka
mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.”
Qur’an
surah Al-‘Ankabuut (29) : 14
Disebutkan pada ayat di atas bahwa 950 tahun Nabi
Nuh berdakwah, mereka tetap dalam kedzaliman mereka, dan mereka pun
dibinasakan.
Betapa dahsyatnya bencana itu hingga membuat para
malaikat takut dan bertasbih serta memohonkan ampun kepada Allah SWT
untuk para manusia yang ada di bumi. Dan apakah seluruh manusia musnah
pada bencana super dahsyat itu?
Maka mereka
mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang
yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka
adalah kaum yang buta (mata hatinya).Qur’an
surah Al-A’raaf (7) : 64
Ternyata tidak. Sungguh Allah SWT tidak akan
meninggalkan orang-orang yang berada di jalannya dan bertaqwa padanya
dengan ikhlas serta mau mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Dan
bergulirlah peradaban yang baru setelah itu.
Dan
siapakah sebenarnya Nabi Nuh?Mengapa ribuan atau bahkan jutaan
orang-orang sholeh dan berjuta-juta spesies makhluk hidup tumbuhan dan
hewan secara berpasang-pasangan dapat tertampung dalam sebuah
bahtera?Sebesar apakah bahtera itu?
Secanggih
apakah bahtera tersebut hingga dapat memisahkan predator dan hewan
herbivora tanpa saling makan memakan?
Dan
pertanyaan yang paling membuat penasaran, secanggih apakah teknologi
pada masa itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar