posted by: Dunia Andromeda
Adolf Hitler memiliki anak laki-laki dari seorang gadis asal Perancis saat bertugas sebagai tentara Jerman di masa Perang Dunia I. Kisah yang didukung sejumlah bukti ini dipublikasikan di edisi terbaru majalah Paris's Le Point, yang harian dikutip Telegraph.
Identik
Jean-Marie Loret, nama anak laki-laki itu. Hingga meninggal di usia 67 tahun, pada 1985, ia tak pernah bertemu ayahnya.
Kisah bermula saat Hitler mengunjungi Fournes-in-Weppe, sebuah kota kecil di Perancis, pada Juni 1917. "Suatu saat, ibu sedang memotong jerami bersama wanita-wanita lain, ketika tiba-tiba melihat seorang tentara Jerman di seberang jalan," kata Lobjoie kepada putranya.
Tentara itu melukis sesuatu di buku gambarnya. Membuat sejumlah wanita tertarik mengeruminya, ingin melihat apa yang dia gambar. "Dan, ibu ditunjuk untuk mendekat."
Tentara itu Hitler. Melalui hubungan singkat dua insan manusia berbeda kelamin, lahirlah Jean-Marie, pada Maret 1918. "Setiap ayahmu berkunjung, walau sangat jarang, ia suka mengajak ibu jalan-jalan di pedesaan."
Seperti nasib ribuan anak-anak Perancis yang terlahir dari ayah seorang tentara Jerman, putranya selalu mendapat perlakuan buruk dari teman-temannya di sekolah. Ia sering terlibat perkelahian saat mencoba membela ayahnya yang tak pernah kembali.
Kepada putranya Lobjoie mulanya hanya mengatakan bahwa ayahnya hanya tentara Jerman. Ia tak pernah menyebut nama Hitler. Bahkan, ia membiarkan putranya bergabung dengan tentara Perancis dalam perang melawan invasi Nazi, pada 1939.
Lobjoie menceritakan semua kisah itu, tepat sebelum kematiannya pada awal 1950an. Ia mengatakan bahwa ayah biologis Jean-Marie adalah seorang diktator paling terkenal dalam sejarah manusia.
"Agar tidak mengalami depresi, saya bekerja nonstop, tidak pernah mengambil hari libur, dan tidak pernah refreshing. Selama 20 tahun saya bahkan tidak pergi ke bioskop," kata Jean-Marie, yang pada 1930an diadopsi keluarga Loret.
Kisah bermula saat Hitler mengunjungi Fournes-in-Weppe, sebuah kota kecil di Perancis, pada Juni 1917. "Suatu saat, ibu sedang memotong jerami bersama wanita-wanita lain, ketika tiba-tiba melihat seorang tentara Jerman di seberang jalan," kata Lobjoie kepada putranya.
Tentara itu melukis sesuatu di buku gambarnya. Membuat sejumlah wanita tertarik mengeruminya, ingin melihat apa yang dia gambar. "Dan, ibu ditunjuk untuk mendekat."
Tentara itu Hitler. Melalui hubungan singkat dua insan manusia berbeda kelamin, lahirlah Jean-Marie, pada Maret 1918. "Setiap ayahmu berkunjung, walau sangat jarang, ia suka mengajak ibu jalan-jalan di pedesaan."
Seperti nasib ribuan anak-anak Perancis yang terlahir dari ayah seorang tentara Jerman, putranya selalu mendapat perlakuan buruk dari teman-temannya di sekolah. Ia sering terlibat perkelahian saat mencoba membela ayahnya yang tak pernah kembali.
Kepada putranya Lobjoie mulanya hanya mengatakan bahwa ayahnya hanya tentara Jerman. Ia tak pernah menyebut nama Hitler. Bahkan, ia membiarkan putranya bergabung dengan tentara Perancis dalam perang melawan invasi Nazi, pada 1939.
Lobjoie menceritakan semua kisah itu, tepat sebelum kematiannya pada awal 1950an. Ia mengatakan bahwa ayah biologis Jean-Marie adalah seorang diktator paling terkenal dalam sejarah manusia.
"Agar tidak mengalami depresi, saya bekerja nonstop, tidak pernah mengambil hari libur, dan tidak pernah refreshing. Selama 20 tahun saya bahkan tidak pergi ke bioskop," kata Jean-Marie, yang pada 1930an diadopsi keluarga Loret.
Identik
Lebih 20 tahun mengutuk identitas ayahnya, Jean-Marie akhirnya terpancing menyelidiki masa lalunya. Lewat bantuan sejumlah ilmuwan, ia mendapati golongan darahnya identik dengan Hitler. Ia juga memiliki gaya tulisan tangan yang sama. Fotonya pun menunjukkan kemiripan tak terbantahkan.
Unsur-unsur lain yang menguatkan kisah ini adalah dokumen resmi Tentara Jerman, yang menunjukkan seorang petugas kerap diminta mengantar amplop berisi uang tunai untuk Lobjoie selama Perang Dunia II.
Setelah Lobjoie meninggal, Jean-Marie juga menemukan sebuah lukisan di loteng rumah ibunya dengan bubuhan tanda tangan Hitler. Di Jerman, juga ditemukan lukisan Hitler berupa gambar seorang wanita yang tampak persis seperti wajah Lobjoie.
Francois Gibault, pengacara Loret, mengatakan, "Dia (Loret) pertama kali datang menemui saya pada tahun 1979, tapi agak bingung dan tidak tahu apakah ia ingin diakui publik sebagai anak Hitler, atau untuk menghapus semua bukti-bukti.
Unsur-unsur lain yang menguatkan kisah ini adalah dokumen resmi Tentara Jerman, yang menunjukkan seorang petugas kerap diminta mengantar amplop berisi uang tunai untuk Lobjoie selama Perang Dunia II.
Setelah Lobjoie meninggal, Jean-Marie juga menemukan sebuah lukisan di loteng rumah ibunya dengan bubuhan tanda tangan Hitler. Di Jerman, juga ditemukan lukisan Hitler berupa gambar seorang wanita yang tampak persis seperti wajah Lobjoie.
Francois Gibault, pengacara Loret, mengatakan, "Dia (Loret) pertama kali datang menemui saya pada tahun 1979, tapi agak bingung dan tidak tahu apakah ia ingin diakui publik sebagai anak Hitler, atau untuk menghapus semua bukti-bukti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar