Kamis, 08 Maret 2012

Gunkanjima : Pulau Terlarang Di Jepang

posted by: Dunia Andromeda
Pulau horor di Jepang, Gunkanjima
Pulau horor di Jepang, Gunkanjima
Berwisata ketempat-tempat paling menyeramkan mungkin memicu adrenalin Anda sejak keberangkatan. Bahkan adrenalin mencapai puncaknya ketika menelusuri meter demi meter tempat berhantu tersebut. Adalah Pulau Gunkanjima yang dalam bahasa Jepang berarti pulau Kapal Perang (Gunkan artinya Kapal Perang dan Shima artinya Pulau), atau 'Battleship Island' dalam bahasa Inggris, adalah julukan untuk pulau terpencil di lepas pantai Jepang. Mungkin karena bentuknya  jika dilihat dari penampakan siluetnya seperti kapal perang maka disebut Gunkanjima.

Jika di Indonesia banyak pulau yang belum di huni, sebaliknya  di Jepang, pulau ini dulunya pernah di huni manusia. Sedikit demi sedikit dari 30 tahun yang lalu penduduk meninggalkan pulau tersebut. Berikut sedikit sejarah tentang Pulau Gunkanjima.

Akhir tahun 1950 – an, Gunkanjima sebuah pulau kecil di barat daya Nagasaki, Jepang, merupakan wilayah yang padat.  Sekitar 5000 orang tinggal di areal seluas 480 meter kali 150 meter.  Sebagian besar dari mereka adalah pekerja tambang batu bara di bawah permukaan pulau. Tahun 1959 kepadatan penduduk di Gunkanjima menjadi 835 orang per hektar dan 1.391 orang per hektar di pusat permukiman.

Pada awalnya pulau itu dikenal dengan nama Hashima. Ketika tahun 1800 ditemukannnya tambang batu bara membuat pulau ini dibeli oleh perusahaan Mitsubishi sejak saat itulah penduduk di pulau tersebut mulai meningkat.

Walaupun tidak luas namun pulau ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas hidup bagi karyawan tambangnya yang mencapai ribuan, berikut anggota keluarganya masing-masing. Fasilitas itu mencakup asrama / apartemen, sekolah, pasar, pemandian umum, dan lain-lain.


Ketika masa puncak kejayaan pada saat aktivitas tambang di pulau ini sedang berjalan, populasi jumlah penduduknya mencapai 10 kali lipat populasi penduduk Tokyo dan dikategorikan dalam titik dengan populasi penduduk tertinggi di dunia. Ketika tahun 1959 misalnya, populasi penduduk di pulau tersebut mencapai 835 orang per hektar (83.500 orang per km persegi), sama dengan 216.264 orang per mil persegi.

Seiring dengan digesernya pemakaian batubara oleh bahan bakar minyak sejak 1960-an, maka aktivitas tambang pun mengalami penurunan, sampai dengan akhirnya Mitsubishi terpaksa menutup kegiatan eksplorasinya di pulau ini ketika tahun 1974. Penghuninya pun terpaksa harus kembali ke kampung halamannya masing-masing yang berada di berbagai penjuru Jepang, dan kemudian pulau ini dibiarkan kosong tak berpenghuni, sampai dengan hari ini.

Jika Anda tertantang atau suka dengan wisata hantu, pulau yang pernah ditutup untuk umum itu, kini telah dibuka untuk pariwisata.


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...