posted by: Dunia Andromeda
Berwisata
ketempat-tempat paling menyeramkan mungkin memicu adrenalin Anda sejak
keberangkatan. Bahkan adrenalin mencapai puncaknya ketika menelusuri
meter demi meter tempat berhantu tersebut.
Adalah Pulau Gunkanjima yang dalam bahasa Jepang berarti pulau
Kapal Perang (Gunkan artinya Kapal Perang dan Shima artinya Pulau),
atau 'Battleship Island' dalam bahasa Inggris, adalah julukan untuk
pulau terpencil di lepas pantai Jepang. Mungkin karena bentuknya jika
dilihat dari penampakan siluetnya seperti kapal perang maka disebut
Gunkanjima.
Jika di Indonesia banyak pulau yang belum di huni, sebaliknya di
Jepang, pulau ini dulunya pernah di huni manusia. Sedikit demi sedikit
dari 30 tahun yang lalu penduduk meninggalkan pulau tersebut. Berikut
sedikit sejarah tentang Pulau Gunkanjima.
Akhir tahun 1950 – an, Gunkanjima sebuah pulau kecil di barat daya
Nagasaki, Jepang, merupakan wilayah yang padat. Sekitar 5000 orang
tinggal di areal seluas 480 meter kali 150 meter. Sebagian besar dari
mereka adalah pekerja tambang batu bara di bawah permukaan pulau. Tahun
1959 kepadatan penduduk di Gunkanjima menjadi 835 orang per hektar dan
1.391 orang per hektar di pusat permukiman.
Pada awalnya pulau itu dikenal dengan nama Hashima. Ketika tahun
1800 ditemukannnya tambang batu bara membuat pulau ini dibeli oleh
perusahaan Mitsubishi sejak saat itulah penduduk di pulau tersebut
mulai meningkat.
Walaupun
tidak luas namun pulau ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas
hidup bagi karyawan tambangnya yang mencapai ribuan, berikut anggota
keluarganya masing-masing. Fasilitas itu mencakup asrama / apartemen,
sekolah, pasar, pemandian umum, dan lain-lain.
Ketika masa puncak kejayaan pada saat aktivitas tambang di pulau
ini sedang berjalan, populasi jumlah penduduknya mencapai 10 kali lipat
populasi penduduk Tokyo dan dikategorikan dalam titik dengan populasi
penduduk tertinggi di dunia. Ketika tahun 1959 misalnya, populasi
penduduk di pulau tersebut mencapai 835 orang per hektar (83.500 orang
per km persegi), sama dengan 216.264 orang per mil persegi.
Seiring dengan digesernya pemakaian batubara oleh bahan bakar
minyak sejak 1960-an, maka aktivitas tambang pun mengalami penurunan,
sampai dengan akhirnya Mitsubishi terpaksa menutup kegiatan
eksplorasinya di pulau ini ketika tahun 1974. Penghuninya pun terpaksa
harus kembali ke kampung halamannya masing-masing yang berada di
berbagai penjuru Jepang, dan kemudian pulau ini dibiarkan kosong tak
berpenghuni, sampai dengan hari ini.
Jika Anda tertantang atau suka dengan wisata hantu, pulau yang
pernah ditutup untuk umum itu, kini telah dibuka untuk pariwisata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar