posted by: Dunia Andromeda
ilustrasi
Asteroid pernah memicu ledakan setara 1.000 kali bom atom Hiroshima di Tunguska. Bahkan, memusnahkan spesies Dinosaurus saat jatuh 65 juta tahun lalu di Semenanjung Yucatan. Kini, para ilmuwan sedang mengerahkan daya upaya untuk mencegah ancaman Asteroid 2011 AG5 yang berpotensi menabrak Bumi pada 2 Februari 2040. Batu angkasa dianggap ancaman.
Tapi tidak untuk seorang bos Google, sutradara Hollywood tenar nan kaya, mantan astronot, dan pengusaha luar angkasa yang tergabung dalam Planetary Resources. Bagi mereka, asteroid adalah tambang harta.
Baru kemarin perusahaan yang didirikan tahun 2010 itu mengumumkan rencana menambang logam bergarha platinum dan juga air di asteroid dekat Bumi. Kini, mereka membuka lowongan kerja. “Salah satu alasan mengapa kami memutuskan mengumumkan rencana besar ini, karena kami sedang agresif mencari insinyur-insinyur terbaik di dunia untuk melengkapi tim kami,” kata salah satu pendiri dan pimpinan Planetary Resources, Peter Diamandis, seperti dimuat situs sains, Space.com. “Sulit untuk mencari yang terbaik secara diam-diam.”
Lebih jelasnya, Planetary Resources sedang mencari para insinyur yang membantu mendesain dan membangin robot penambang asteroid. Bukan jagoan seperti tokoh yang diperankan Bruce Willis yang dikirim untuk mengebom asteroid dalam Film Armageddon. Namun, pegawai ini diharap bisa mengubah konsep pertambangan asteroid yang selama ini dianggap fiksi ilmiah menjadi kenyataan.
Saat ini, perusahaan itu telah mempekerjakan sekitar dua lusin insinyur. Diamandis berharap, meski lowongan dibuka, profil pegawai tak terlalu gemuk agar efisien. “Kami mempekerjakan orang yang terbaik di antara yang terbaik.”
Saat ini saja, setelah rencana besar perusahaan itu diumumkan lewat media, ribuan orang mengontak Planetary Resources. Termasuk relawan yang tak terhitung jumlahnya, yang menawarkan bantuan untuk mewujudkan eksplorasi luar angkasa.
Perusahaan kecil dengan mimpi besar
Planetary Resources bukan perusahaan abal-abal. Ia didukung sumber daya, dana, dan reputasi hebat para tokohnya. Dua pendirinya, Diamandis dan Eric Anderson, adalah pioner dalam industri penerbangan komersial ke luar angkasa. Di antara para investornya adalah pendiri Google, Larry Page dan Eric Schmid.
Sementara, sutradara James Cameron, mantan astronot NASA Tom Jones, dan ilmuwan planet dari kampus mentereng MIT Sara Seager duduk di jajaran penasehat.
Ada dua hal yang diincar Planetary Resources: platinum dan air. Platinum adalah kelompok logam yang terdiri dari ruthenium, rhodium, palladium, osmium, iridium, dan platinum, yang hanya ditemukan dalam konsentrasi rendah di Bumi.
Jika ketersediaan logam ini melimpah, niscaya ongkos untuk memproduksi hampir semua barang termasuk piranti elektronik defibrillator, perangkat selular, TV, komputer, monitor, dan katalis akan berkurang.
Sementara, air diproyeksikan akan diperdagangkan di luar angkasa. Air akan membantu para astronot tetap terhidrasi, juga membantu untuk bercocok tanam di luar angkasa. Lebih jauh lagi, air akan digunakan sebagai perisai radiasi pada pesawat luar angkasa. Juga bisa dipecah menjadi unsurnya, oksigen dan hidrogen — komponen bahan bakar utama roket.
Planetary Resources berharap tambang air di asteroid menjadi tonggak dari cita-cita mewujudkan ‘pompa bensin’ yang menyediakan bahan bakar bagi roket. Untuk kendaraan luar angkasa rute Bumi-Mars, misalnya.
Tujuan perusahaan itu, selain mencari keuntungan dengan penjualan material berharga, juga bertujuan meningkatkan eksplorasi dan eksploitasi angkasa luar, dengan sumber dayanya, memposisikan diri sebagai ‘industri jangkar’ untuk membantu menyebarkan spesies manusia ke seantero tata surya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar