posted by: Dunia Andromeda
Suatu ketika, Ja’far bin Abi Thalib berjalan ke luar rumah hingga ia sampai ke sebuah kebun kurma. Di tepi kebun tersebut, ada seorang budak sahaya hitam tengah duduk menjaga domba gembalaannya.
Si budak tersebut sedang memegang tiga potong roti. Ketika ia hendak makan, tiba-tiba datanglah seekor anjing mendekat. Anjing itu terlihat begitu lapar dan kurus.
Tanpa bicara, sang budak tersebut melempar sepotong roti miliknya kepada anjing itu. Dalam sekejap, anjing itu melahap roti hingga habis.
Sang budak hitam itu kembali melempar rotinya yang kedua, dan dalam sekejap juga dilahap habis oleh anjing itu. Dan kemudian si budak melemparkan rotinya yang ketiga hingga tak tersisa lagi roti di tangannya.
Melihat pemandangan itu, Ja’far lantas mendekati budak tersebut dan bertanya:
“Berapa roti yang engkau punya?”
“Ya, 3 buah, seperti yang engkau lihat?”. Jawab si budak.
“Engkau masih punya roti yang lain?”.
“Tidak ada lagi untuk hari ini”.
“Lantas, mengapa engkau berikan semua pada anjing itu?”. Tanya Jak’far heran.
“Tuan, di kampung dan daerah kebun ini tidak ada anjing. Jadi saya tahu, bahwa anjing ini datang dari tempat yang sangat jauh untuk mencari makan. Ia pasti sangat lapar. Saya tidak ingin membiarkannya kelaparan”. Ujar budak itu.
“Lalu, bagaimana engkau sekarang? Engkau sudah tidak punya roti?”.
“Tidak mengapa, Tuan. Biarlah saya lapar untuk sehari ini. Belum sebanding dengan anjing ini yang lapar berhari-hari…”.
Ja’far terperangah mendengar jawaban budak hitam legam itu. Ia lantas membandingkan dengan dirinya sendiri yang serba berkecukupan, tapi jiwanya kalah dermawan dengan seorang hamba sahaya yang miskin papa.
Seketika itu juga, Ja’far pergi menemui tuan pemilik budak ini dan membelinya. Selain itu, Ja’far juga pergi menemui tuan pemilik kebun kurma tersebut dan juga membelinya. Setelah itu, Ja’far membebaskan budak tersebut dan menyerahkan kebun itu kepadanya.
فاعتبروا يا أولى الأبصار….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar